Mohon tunggu...
Anthony Dio Martin
Anthony Dio Martin Mohon Tunggu... Human Resources - WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Anthony Dio Martin, WISE (writer, inspirator, speaker dan entepreneur) dan juga ICF certified executive coach, yang dijuluki "The Best EQ Trainer Indonesia". Beliau penulis 18 buku dan lebih dari 25 CDAudio. Salah satu bukunya menerima penghargaan MURI. Beliau pernah memandu beberapa program motivasi di TV kabel, saat ini punya siaran rutin program radio “Smart Emotion” di SmartFM. Youtube: anthony dio martin official IG: anthonydiomartin Kontak & info: 021-3518505 atau 3862521 atau email: info@hrexcellency.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Black Panther" dan Masa Lalu yang Menghantuimu

24 Februari 2018   13:59 Diperbarui: 24 Februari 2018   14:09 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source of photo: michtheater.org

Selanjutnya, cara terbnaik adalah memunculkan dan menghidupkan kembali kajadian itu. Memang, dalam hal ini bisa muncul reaksi abreaksi (abreaction), misalkan ketika seorang berteriak histreis saat mengalami kembali kejadin. Itulah sebabnya kadang membereskan unfinished business ini, butuh ditemani konselor.

Tapi, menariknya, mengalami kembali situasi ini, membantu kita untuk mampu menyelesaikan masalah-masalah emosi yang kadang tidak selesai. Misalkan, saya pernah melakukannya dengan seorang bapak yang ditinggal oleh istrinya entah kemana. Yang kami lalukan waktu itu hanya teknik "kursi kosong" yang sederhana, Saya hanya meminta si bapak itu menghindupi kembali pengalaman dimana istrinya meninggalkannya, dan ia berkesempatan seolah-olah bicara dengan "istrinya" yang tidak sempat diungkapkannya. Jadilah si bapak itu berbicara dengan "kursi kosong" tersebut. Dan ternyata, pengalaman itu memberikan kesembuhan yang luar biuasa kepadanya. Bukan hanya secara psikis, tapi si bapak yang merupakan peserta training EQ saya ini juga cerita kalau penyakit kulit (eksim) menahun yang dialaminya sekian lama, berangsur-angsur juga sembuh.

Mengapa Perlu Kembali Membereskan Masa Lalu?

Alasannya, karena justru masa lalu itulah sumber masalah utamanya kita sekrang ini. Celakanya, pada saat itu, karena sumber daya, kemampuan ataupun kekuatan kita yang terbatas, ataupun karena situasinya tidak memungkinkan, masalah itu lantas dikubur begitu saja. Inilah cara mental kita untuk "lari" dari masalah tersebut. Namun, faktanya, masalah itu ternyata masih menuntut kita untuk membayar ongkosnya.

Jadinya, salama dikubur msalahnya, orang tersebut seolah-olah tidak merasakan masalahnya, tetapi fakta sebenarnya ia akan terus dirongrong oleh masalah itu. Makanya, salah satunya adalah menyelesaikannya dengan cara, membuka kembali bungkusan masa lalu itu, dan menghandapi kembali masa laulu itu secara "ksatria".

Apakah Semua Unfinished Business Harus Diselesaikan?

Fakta menunjukkan, ada juga unfinished business yang tidak terlalu harus diselesaikan secara fisik. Malahan ketika dicoba diselesaikan, malah menimbulkan masalah baru. Contohnya, ada seorang wanita yang mencoba menyelesaikan masa inilalunya terhadap seorang pria di masa kecil, yang pernah ditolaknya. Waktu itu, masih SD dan si cowok ini menyatakan cintanya. Si cowok inipun dipermalukan. Akhirnya, sampai bertahun-tahun setelah dewasa, si wanita itu merasa bersalah luar biasa. Berkat sosial media akhirnya si wanita ini berhasil membangun kontak denagn cowok ini. Ternyata, gara-gara itulah terjadi hubungan asmara diantara mereka bersemi kembali. Padahal. Baik si wanita maupun si pria, ini telah berkeluarga.

Jadi, pembelajarannya terkadang unfinished business ini cukup unik. Jadi, tidak selalu harus diselesaikan dalam bentuk fisik, kadangkala secara mental pun sudah cukup. Masalahnya, justru ketika mencoiba menyelesaikan masalah di masa lalu secara fisik, bisa-bisa masalah yang lainnya yang muncul, seperti yang terjadi dengan si wanita tadi.

Jadi kesimpulannya dua. Satu, supaya masa lalumu tidak terus menghantuimu, cobalah secara berani selesaikan masalahnya. Kedua, menyelesaikannya tidak harus secara fisik, jauh lebih penting adalah menyelesaikannya di kepalamu, dalam mentalmu sendiri.

Masalahnya, sama seperti yang diungkapkan dalam film Black Panther ini, terkadang masalah masa lalu yang tidak selesai, akhirnya bisa kembali menghantui kita dengan bentuk dan ukuran yang jauh lebih dahsyat!

Anthony Dio Martin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun