Mohon tunggu...
Mohamad Ansori
Mohamad Ansori Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Salah satu cara mendekat pada Allah Swt adalah mentaati perintahNya tanpa bertanya mengapa harus melakukannya.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Menjaga Jempol di Bulan Ramadhan

21 Maret 2024   07:51 Diperbarui: 21 Maret 2024   07:56 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu yang dapat merusak pahala puasa adalah ghibah. Ghibah adalah menceritakan keburukan seseorang dengan seseorang yang lain, dimana jika obyek yang diceritakan mendengarnya, ia akan marah atau tersinggung. Bagaimana kalau yang diceritakan itu benar adanya? Tetap saja, itu ghibah namanya. Justru kalau tidak sesuai fakta, tingkatnya bukan lagi ghibah, tapi bohong!

Dalam sebuah hadist, Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya: "Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. pernah bertanya: "Tahukah kamu, apakah ghibah itu?" Para sahabat menjawab; "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai." Seseorang bertanya; "Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?"  Beliau berkata: "Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya."

Pada masa sekarang, ghibah tidak selalu dilakukan di dunia nyata. Dulu, beberapa orang berkumpul di suatu rumah tetangga, dan menceritakan aib tetangganya. Tidak cukup satu atau dua point, mulai dari a sampai z dapat menjadi topik pembicaraan dalam kurun berjam-jam jika sudah cocok materi "diskusinya".

Namun sekarang, ghibah dapat dilakukan dengan tanpa bertemu. Dua orang dapat saling bertukar melalui chat pribadi dengan berbagai platform mulai dari whatsapp, instagram, line, dan lain-lain. Mereka dapat juga memanfaatkan jaringan pribadi pada media sosial mereka seperti facebook messenger atau direct messenger (DM) nya instagram. Lebih dari itu, mereka dapat juga mengguna grup-grup media sosial dalam skala yang lebih besar. Intinya, banyak jalan untuk ghibah. 

Dalam pandangan Islam, ghibah yang seperti ini memiliki makna yang sama dengan ghibah offline. Pada intinya hal yang dilakukan dan pengaruh yang ditimbulkan adalah sama. Malahan, ghibah secara online ini bisa didapatkan jejak digitalnya dan tentu efeknya bisa lebih berbahaya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas ra, disebutkan 5 perkara yang merusak pahala puasa. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ada 5 perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa, yaitu (1) berdusta; (2) berghibah; (3) mengadu domba; (4) bersumpah palsu; (5) memandang dengan syahwat," (HR. Dailami).

Menjaga mulut dari ghibah selama menjalankan ibadah puasa, akan menyelematkan kita dari rusaknya pahala puasa kita. Demikian juga menjaga "jempol" dan jemari kita dari membicarakan keburukan orang lain melalui media sosial atau aplikasi perckapan, juga akan menjaga kita dari rusaknya pahala puasa. Wallahu 'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun