Mohon tunggu...
Anshar Aminullah
Anshar Aminullah Mohon Tunggu... Pengamat, Peneliti, Akademisi

Membaca dan Minum Kopi sambil memilih menjadi Pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Horkheimer, Adorno Dan Herbert Marcuse : Tiga Generasi Teoritikus Kritis

30 April 2025   18:02 Diperbarui: 30 April 2025   18:02 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : bulir.id,  wikipedia

Sejarah penaklukan alam oleh manusia adalah juga sejarah tentang penaklukan manusia oleh manusia (Horkheimer 1987, 105). Ketika masyarakat mencoba membebaskan diri dari alam dengan mengontrolnya, pada saat yang sama ia meruntuhkan kemanusiaan dan menghancurkannya dasarnya sendiri.

Melalui anti tesis terhadap pencerahan, Adorno dan Horkheimer berharap kesadaran masyarakat dapat tumbuh dan kembali kepada kemandirian akal budi. Pencerahan hanya lengkap ketika individu dan masyarakat merenungkan apa yang ditindas dan melakukan rekonsiliasi.

Lantas bagaimana dengan  munculnya industri budaya? Industri budaya merupakan konsekuensi langsung dari fetisme komoditi dan rasinoalitas ublicyt. Ia menguasai  opini ublic dan memperlemah kesadaran kritis. 

Dia sama seperti public yang mengamankan kesepakatan dengan mencegah orang untuk melihat sesuatu sebagaimana adanya.

Industri budaya membentuk konsensus sosial yang nampak mendalam, penting dan mendasar bagi kehidupan manusia tetapi sesungguhnya dangkal. Ia tidak mendorong upaya untuk mencerna aspek-aspeknya yang manupulatif dan palsu. 

Industri budaya   hanya menegepankan klaim bahwa segala sesuatu adalah sebagaimana adanya. Di sini idelogi kapitalisme menjadi transparan.

Horkhemer dan Adorno memperlihatkan bagaimana produksi komoditi dan fetisisme diperluas dalam ruang budaya. Sebagai lawan dari seni tingkat tinggi borjuis klasik, produk-produk kultural kini dibakukan, dapat dipasarkan dan dapat dipertukarkan. 

Ia menjadi produk yang menciptakan kohesi sosial melalui bentuk-bentuk patologis dari kolektivitas.   Kita menyerahkan diri ke dalam produk-produknya semata-mata karena kebutuhan psikologis.

Dalam pandangan Marcuse, kelas pekerja telah terintegrasi dalam masyarakat kapitalis dan tidak lagi memiliki potensi revolusi. Marcuse mengalihkan harapan revolusi kepada orang buangan, orang luar, intelektual pemberontak yang menurutnya tidak terintegrasi dalam kapitalisme dan mewakili kesadaran paling radikal. 

Marcuse mengatakan bahwa peradaban ublicy maju mengandung harmoni yang mengerikan antara kebebasan dan tekanan, produksi dan penghancuran, pertumbuhan dan kemunduran (Marcuse 1964: 124).  

Dalam karyanya Eros and Civilization, Marcuse melihat bahwa kohesi sosial dipertahankan melalui tekanan public serta kebutuhan dan rangsangan estetik. Ia juga menegaskan dalam Dialectic of Enlightenment bahwa "produktifitas dan potensi pertumbuhan sistem ini menstabilkan masyarakat dan mengandung dominasi" (Marcuse 196: xvi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun