Tak sedikit ruang eksploitasi serta perlawanan hingga kini yang hanya secara eksklusif dimiliki oleh kaum buruh di berbagai pabrik menjadi makin melebar keluar. Dan pada akhirnya, isu pertentangan tidak hanya mencakup antar klas, akan tetapi telah menjadi  isu hak asasi, kedaulatan dan kewarganegaraan.Â
Pada tataran yang tersudut, warga tidak perlu menjadi ideologis terdahulu ketika hak-hak paling mendasar paling dan umum pada masyarakat, seperti pemenuhan kebutuhan tanah, air dan sanitasi, hak berkumpul dan bersuara serta terinjaknya identitas dan harga diri, tidak terpenuhi.Â
Adalah paling masuk akal sekali dan paling instingtif dari manusia jika kebutuhan dasar mereka dirampas. Hal ini bukan berarti pada akhirnya warga kota berubah  menjadi anti-kapitalis, melainkan cara gerak kapitalisme yang melanggar hak dasar kewarganegaraan dan hak asasi manusia serta hak kedaulatan. Inilah yang pada akhirnya menjadi masalah besar.Â
Daftar Acuan
Harvey, David.2012 Rebel Cities : From the Right to the City to the Urban Revolution. London : British Library Cataloguing in Publication DataÂ
Kadir, Hatib.Rebel Cities: Kota sebagai Pusat Ketidakpuasan Politik. Diakses pada 23 November 2020 pukul 21.30, dari https://econanthro.wordpress.com/2020/01/05/rebel-cities-kota-sebagai-pusat-ketidakpuasan-politik-2/.
Schoorl, JW. 1981.Modernisasi "Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Berkembang". Jakarta : Gramedia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI