Mohon tunggu...
Anshar Aminullah
Anshar Aminullah Mohon Tunggu... Pengamat, Peneliti, Akademisi

Membaca dan Minum Kopi sambil memilih menjadi Pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urbanisme Diantara Intensifikasi Sub Kultur dan Difusi Kebudayaan

23 Maret 2025   19:12 Diperbarui: 9 April 2025   06:38 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : ChatGpt

Dalam sebuah gagasannya, Claude Fischer sendiri menambahkan suatu 'rumusan baru' dari 'urbanism as a way of life", yang mendekati model yang melihat faktor-faktor sosial sebagai determinan terpenting dari cara hidup kekotaan. 

Di dalam rumusan baru itu diketengahkannya, bahwa kota-kota itu merupakan tempat yang subur di mana banyak sub kultur yang berbeda-beda dan sehat, dapat berkembang biak. Sebab di kota-kota itu, karena bermacam-macam sebab, timbul berbagai-bagai kelompok dan golongan. 

Pertama, ada pembagian kerja dan spesialisasi yang tegas. Kedua. orang dari berbagai kebudayaan tertarik ke kota. Lagipula susunan demografi kota itu sering tidak seimbang. Adanya dan berkembangnya banyak sub kultur itu membawa perbedaan cara hidup dengan di pedesaan. 

Berkembangnya bermacam-macam kelompok dan golongan itu menimbulkan dua proses yang akibatnya berlawanan, yaitu: intensifikasi subkultur dan difusi kebudayaan. Sebab kota-kota itu memberi kesempatan yang baik untuk penvebaran anasir-anasir kebudayaan, sehingga terjadi persamaan di samping perbedaan. 

Dalam mempelajari urbanisme di kota-kota dunia ketiga, pada hemat kami, yang paling baik ialah untuk menggunakan yang oleh Sjoberg disebut pendekatan non materialistik.

 Cara pendekatan ini mengutamakan determinan sosial dalam tata kehidupan kota. Setiap orang yang mendalami kehidupan kota di negara-negara dunia ketiga mengakui pentingnya perbedaan kebangsaan, perbedaan kelas sosial-ekonomi dan subkultur untuk jalannya kehidupan kota. 

Tekanan: yang oleh Fischer diberikan kepada berkembangnya sejumlah subkultur di dalam konteks perkotaan di samping perhatiannya kepada proses-proses difusi kebudayaan, sesuai dengan pola pemikiran di atas. Orang Pathan dari Pakistan Utara dapat dijadikan contoh. Mulai jaman dahulu mereka itu banyak yang menetap di bagian utara kota Karachi. 

Atas dasar kesukuan mereka itu telah mengembangkan banyak organisasi dengan bermacam-macam tujuan, seperti: mencarikan lapangan kerja, memperbaiki lingkungan, mengurus kematian. Perkembangan ini terjadi di samping usaha mempertahankan warisan sosial/budaya dari daerah asal mereka.

 Kelompok mereka sebagai keseluruhan berhasil menduduki tempat yang dominan di beberapa bagian dari sektor tersier kehidupan kota, yaitu: pertaksian, angkutan batang dan penjagaan keamanan. 

Perkembangan ini disertai oleh ketegangan-ketegangan di dalam sistem sosial kota, yang nampak dalam bentuk pertentangan dengan pihak atasan atau dengan kelompok-kelompok suku bangsa lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun