Itulah varniabel-variabel darimana hipotesanya disimpulkan. Semakin besar, semakin padat dan heterogen penduduknya, semakin jelaslah ciri-ciri yang dianggapnya berkaitan dengan masyarakat kota akan nampak. Kelihatannya ia mgin begitu saja menghubungkan urbanisme dengan masyarakat kota, entah itu kota industri entah kota praindustri.Â
Akan tetapi pada hemat kami Sjoberg telah menunjukkan dengan meyakinkan, bahwa untuk menentukan ciri-ciri tata kehidupan kota perlu mengadakan perbedaan antara kota industri dan kota pra industri.Â
Ciri-ciri urbanisme juga dapat nampak pada kota praindustri, tanpa adanya ciri-ciri yang dikemukakan oleh Wirth, setidak-tidaknya banyak dari ciri-ciri tersebut tidak ada. Pada hemat kami industrialisme juga harus disebut sebagai ciri.Â
Meskipun demikian, demi lengkapnya, di sini akan kami uraikan sedikit tentang teori Wirth. Dengan bertolak dari heterogenitas, besarnya dan kepadatan penduduknya, Wirth sampai kepada sejumlah pendirian tentang sifat-sifat hubungan sosial dalam konteks kekotaan. Yang terpenting hendak kami sebutkan di sini:Â
Banyaknya relasi orang kota, mengakibatkan tidak mungkin adanya kontak di antara pribadi-pribadi yang lengkap. Pada masyarakat yang besar terjadi sebuah segmentasi dari hubungan-hubungan antarmanusia.Â
 Orang kota harus melindungi diri sendiri agar tidak terjadi terlalu banyak hubungan-hubungan yang sifatnya pribadi, mengingat konsekwensi-konsekwensinya untuk waktu dan tenaga yang ada padanya. Ia juga harus melindungi diri terhadap relasi-relasi yang potensial tidak baik baginya.Â
Karena orang lain itu tidak dikenal, maka juga tidak diketahui sampai berapa jauh ia membahayakan keamanan atau cara hidupnya, sampai berapa jauh ia membahayakan (sub)-kebudayaannya. Akibatnya ialah, bahwa banyak kontak ditandai oleh semacam reserve, acuh tak acuh, atau kecurigaan.
Aspek ketiga, yang berkaitan dengan sifat hubungan-hubungan itu ialah kegunaan yang dapat dipetik dari banyak relasi. Kontak itu tidak diadakan atau timbul, karena orang ingin saling berhubungan atau saling bertemu. Kebanyakan hubungan itu digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan sendiri.Â
Wirth masih mengemukakan akibat lain dari relasi sosial. Dapat dikatakan ada semacam emansipasi atau kebebasan bagi individu untuk menghindar dari pengawasan kelompok kecil atas kesukaan dan emosinya.Â
Akan tetapi sikap" demikian itu menyebabkan orang tidak bebas lagi dalam melakukan perbuatan, orang tidak bebas lagi menerapkan moral yang spontan diakuinya, sedang itu semua termasuk dalam kehidupan masyarakat yang sudah terintegrasikan.Â
Ini mengandung bahaya akan timbulnya semacam keadaan tanpa norma, Situasi- Situasi anomi, di mana relasi-relasi kurang didasarkan 'atas norma-norma yang diterima oleh masing-masing.Â