Mohon tunggu...
Ans Dawa
Ans Dawa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - catatan pojok!

platform media online | KOMPAS GRAMEDIA

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyibak Tabir dan Anggapan Tuan Rumah Selalu Juara ETMC

30 Desember 2019   23:55 Diperbarui: 30 Desember 2019   23:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain dan Official tim PS Malaka pose bersama usai menjadi Kampiun ETMC 2019, Betun, 24 Juli 2019 | foto: Ans Dawa)

El Tari Memorial Cup menurut catatan sejarah sudah dimulai sejak 1969 dengan nama El Tari Cup. Kemudian di tahun 1979 kompetisi tertua milik NTT ini berubah nama menjadi El Tari Memorial Cup (ETMC) untuk mengenang Mayor Jenderal El Tari, Gubernur NTT Kedua yang meninggal tanggal 29 April 1978.

Dalam setiap edisi, turnamen ini selalu menghadirkan kejutan. Kejadian semacam gol tercepat, munculnya bintang baru, aksi walk-out, protes kepada wasit, hingga regulasi yang tak tentu arah menjadi bumbu yang seringkali disorot habis-habisan.

Dalam usia ke-29 di tahun 2019 ini, Kabupaten Malaka ditunjuk sebagai penyelenggara turnamen. Hasilnya sudah diketahui, tuan rumah PS Malaka berhasil merengkuh Trofi ETMC untuk kali pertama sejak memulai keikutsertaannya di tahun 2015 silam.

Beberapa rekor sukses diukir Malaka sebagai pendatang baru. Pertama, PS Malaka selalu menjadi juara grup dalam tiga edisi (ETMC 2015 Maumere, ETMC 2017 Ende, ETMC 2019 Malaka), tanpa menelan kekalahan di babak penyisihan. Berikutnya, Malaka mencatat rekor sebagai kabupaten baru yang menembus partai semifinal di ETMC 2015-Maumere. PS Malaka juga mendapat predikat tim FairPlay dalam dua edisi. Terakhir, Malaka membuktikan kualitasnya sebagai tim tangguh yang sukses menjuarai ETMC 2019.

Malaka menambah daftar panjang rekor, Tuan Rumah selalu juara! Benar, terhitung sejak 2010, Kabupaten penyelenggara yang bertindak sebagai tuan rumah, selalu menjadi nomor satu.

Tahun 2010 tuan rumah Kota Kupang, juara PSKK. Tahun 2011 tuan rumah Sumba Barat Daya, juara Persada. Tahun 2013 tuan rumah Manggarai Barat juara Persamba. Tahun 2015 tuan rumah Sikka, juara Persami,  Tahun 2017 tuan rumah Ende, juara Perse. Tahun 2019 tuan rumah Malaka, juara PS Malaka. 

Trofi El Tari Memorial Cup 
Trofi El Tari Memorial Cup 

Mau tidak mau, suka tidak suka realita membuktikan tuan rumah selalu juara. Pujian dan cacian muncul di babak akhir ketika hadiah juara benar-benar diperuntukkan bagi tuan rumah.

Pertanyaan lantas muncul, kok bisa? Kenapa harus tuan rumah yang selalu juara? Biasa, di mana-mana pasti tuan rumah yang juara. Ada juga pernyataan paling kontroversi, ETMC hanya sebuah peralihan juara dari tuan rumah yang satu ke tuan rumah berikutnya.

Bila ditelusuri lebih jauh, polemik semacam ini sudah pasti mamantik pro dan kontra dari masyarakat terlebih masgibol di seluruh teritorial NTT.

Kinerja tuan rumah pasti disorot dari beragam sisi. Bahwa anggapan negatif terhadap tuan rumah dan panitia penyelenggara menjadi sesuatu yang tak bisa dibantah. Tuan rumah akan selalu disalahkan, Tuan rumah selalu dituduh menyogok perangkat pertandingan, memanfaatkan segala cara untuk jadi juara, dan sebagainya. Konyol!

Sepakbola NTT memang diakui masih amat jauh dari FairPlay. Masyarakat penggila bola juga masih amat amatir mendukung tim dengan total namun kurang menaruh respek terhadap tim lain. Bahwa menang dan kalah itu wajar, kualitas tim dari setiap kabupaten itu berbeda, dan kita harus legowo menerima itu sebagai kepantasan atas nama sepakbola.

Saya kerucut ke ETMC 2019 di Malaka. Secara personal saya menilai Kabupaten Malaka termasuk yang paling sukses menyelenggarakan turnamen sekelas ETMC. Semua persiapan teknis dan nonteknis dilakukan secara utuh dan total.

Kita patut bangga dengan keberhasilan ETMC 2019 mulai dari pembukaan hingga penutupan. Yang paling masuk akal, PS Malaka menjadi juara ETMC 2019 karena kualitas tim dan persiapan matang selama berbulan-bulan. Tidak ada sangkut-paut dengan sihir, dukun, apalagi wasit. PS Malaka murni sebagai Kampiun.  Tidak ada "permainan mata".

Satu yang masih kurang dari rapor ETMC yakni kinerja wasit. NTT belum miliki wasit yang benar-benar jeli, yang pandai mengambil keputusan, yang tepat sasaran di atas lapangan. Meski demikian, kita tidak serta merta menyalahkan wasit, atau mengganggap wasit sebagai faktor X. Mereka tetaplah pengadil. Segala keputusan diambil sesuai konsekuensi pemain di lapangan.

Mari saling mendukung, mari memutus mata rantai dan anggapan TUAN RUMAH SELALU JUARA! Ingat,  untuk menjadi juara, kita wajib berkaca pada kualitas tim serta keberuntungan. Sebab istilah Dewi Fortuna hanya diperuntukkan bagi sebuah tim, bukan wasit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun