Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

BCI: Senjata Baru China dalam Perlombaan Teknologi Global

1 Mei 2024   20:55 Diperbarui: 1 Mei 2024   21:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Brain-computer Interfaces atau BCI (Sumber: ideogram.ai)

Ini menjadi sebuah area abu-abu yang perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum teknologi ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat telah menjaga jarak antara aplikasi sipil dan militer dari BCI, fokus lebih banyak pada penelitian dasar dan aplikasi klinis. 

Namun, China tampaknya tidak segan mengintegrasikan aplikasi militer dan komersial dari BCI, sebuah strategi yang menurut Margaret Kosal dari Georgia Institute of Technology, sangat berbeda dengan pendekatan Barat. "Koneksi fundamental antara sektor militer dan komersial di China adalah alasan mengapa ada kekhawatiran," ujarnya.

Assoc. Prof. Margaret E. Kosal. Penelitiannya mengeksplorasi hubungan antara teknologi, strategi, dan tata kelola (Sumber: research.gatech.edu)
Assoc. Prof. Margaret E. Kosal. Penelitiannya mengeksplorasi hubungan antara teknologi, strategi, dan tata kelola (Sumber: research.gatech.edu)

"Adopsi awal BCI oleh China bisa memiliki implikasi bagi keamanan nasional AS," kata Kosal, menambahkan, "Jika teknologi ini dapat memberikan peningkatan kognitif pada prajurit atau mengintegrasikan kecerdasan manusia dan mesin, ini bisa mengubah cara kita berperang." Potensi untuk 'memperkuat' prajurit atau bahkan pekerja sipil untuk tugas-tugas tertentu tidak hanya menimbulkan pertanyaan etis, tetapi juga potensi disrupsi pada keseimbangan kekuatan global.

Lebih jauh lagi, usaha untuk meningkatkan analisis sinyal otak melalui teknik pembelajaran mesin di China menunjukkan upaya serius untuk mengatasi tantangan dalam interpretasi sinyal dari kulit kepala, yang secara tradisional lebih sulit dibandingkan dengan sinyal dari dalam otak. 


Ini bukan hanya tentang membuat perangkat yang bisa membaca pikiran lebih efektif, tetapi juga tentang memahami dan potensial memanipulasi fungsi otak pada level yang lebih dalam dan lebih kompleks.

Kita berada di ambang revolusi dalam interaksi manusia dan mesin

Namun, revolusi ini juga membawa tantangan yang belum pernah dihadapi sebelumnya, terutama dalam hal etika dan keamanan. Bagaimana kita, sebagai masyarakat global, akan menavigasi tantangan ini masih menjadi pertanyaan terbuka. 

Keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pemeliharaan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari kehidupan kita akan menjadi salah satu tantangan utama di masa depan.

Memahami dan memperdebatkan implikasi dari teknologi BCI, khususnya dalam konteks yang diterapkan oleh China, sangat penting. 

Ini bukan hanya tentang pengembangan teknologi atau pencapaian ilmiah; ini tentang cara kita sebagai manusia memilih untuk mengintegrasikan kemampuan teknologi yang kuat ini ke dalam masyarakat kita, bagaimana kita mengatur penggunaannya, dan bagaimana kita memahami dan merespons perubahan yang dibawa oleh teknologi tersebut terhadap identitas dan otonomi manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun