Mohon tunggu...
Annisa Nabila Putri
Annisa Nabila Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik dan Menajemen Lingkungan IPB

stay safe

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dilema Sekolah pada Masa Pandemi

16 Juli 2021   12:12 Diperbarui: 16 Juli 2021   12:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tak pernah terbayangkan oleh kita bahwa pada saat ini akan terjadi sebuah pandemi yang diakibatkan oleh virus Covid-19. Pada awalnya virus Covid-19 hanya terdapat di satu negara saja tetapi sekarang hampir seluruh dunia terinfeksi oleh virus tersebut salah satunya adalah Indonesia. Akibat dari penyebaran virus yang begitu cepat memberikan banyak dampak apa lagi dunia pendidikan. Sehingga pemerintah membuat upaya preventif, promotif, serta kuratif terhadap negaranya.

Dalam upaya mengurangi penyebaran Covid-19 Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menyatakan "Program belajar dari rumah merupakan solusi agar pendidikan dapat terselenggara pada masa darurat Covid-19" . Dengan begitu semua lembaga pendidikan diminta agar dapat menggunakan layanan internet semaksimal mungkin, karena zaman sekarang adalah era globalisasi yang memiliki teknologi mutahir sehingga proses pembelajaran online pun dapat dilaksanakan dengan jarak jauh melalui media aplikasi seperti zoom, google classroom, whatsapp dan lain sebagainya. Melalui aplikasi tersebut guru dapat memberikan materi sesuai dengan kurikulum yang ada. Dengan aplikasi ini juga membuat kita semakin bisa menggunakan dan menguasai teknologi IPTEK serta membuat pengetahuan kita tentang teknologi pun semakin meningkat.

Akan tetapi pada kenyataannya, pembelajaran daring tidak sepenuhnya terlaksana dengan baik, karena Indonesia adalah negara yang sangat luas dan tidak semua orang tinggal di wilayah yang mempunyai fasilitas yang memadai. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2019), tingkat penetrasi internet di pedesaan rata-rata 51,91 persen, sedangkan di perkotaan rata-ratanya 78,08 persen terlebih tingkat perekonomian di desa yang masih tergolong rendah. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kualitas jaringan yang rendah akan berdampak pada proses pembelajaran daring. Hal itu pun membuat sebagian orang tua kesulitan memfasilitasi anaknya dalam pembelajaran daring, sehingga membuat nilai anaknya menjadi kurang baik sebab sarana dan prasaran yang kurang memadai.

Menurut Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd dari data (PISA, 2018), Indonesia menduduki peringkat nomor 7 dari bawah, dan selama masa pandemi Covid-19 kegiatan pendidikan semakin terpuruk serta terkesan "asal jalan" sehingga menyebabkan pendidikan di bawah standar minimum. Dari artikel tersebut membuat saya sependapat bahwa pembelajaran daring ini kurang efektif. Tak hanya itu kapabilitas dan kreativitas pengajar menjadi tolak ukur berjalan atau tidaknya pembelajaran daring tersebut serta intensitas siswa dalam jam pelajaran juga menjadi faktor keberhasilan proses pembelajaran. Tidak sedikit siswa yang mengalami tekanan pikiran akibat metode pembelajaran yang terlalu monoton dan pemberian tugas yang cukup banyak.

Peran orang tua pun sangat diperlukan dalam proses pembelajaran daring ini. Namun sebagian orang tua juga merasa kesulitan dalam mendidik anaknya selama proses pembelajaran secara daring. Hal ini dikarenakan adanya batasan waktu untuk mengumpulkan tugas yang di mana proses pembelajaran dilakukan di pagi hari itu bertepatan dengan jam kerja, sehingga orang tua kurang dapat mengawasi anaknya. Pembelajaran daring juga membuat siswa tidak jujur kerap kali siswa meminta orang tua ataupun saudaranya untuk mengerjakan tugas yang diberikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya pembelajaran daring ini memberikan dampak positif bagi kita untuk dapat mempelajari lebih lanjut dan tahu cara menggunakan aplikasi yang mutahir seperti yang ada pada saat ini. Namun tidak bisa dipungkirkan bahwasannya dampak negatif juga turut kita rasakan dalam pembelajaran daring ini, seperti yang di terangkan oleh Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd bahwa pendidikan di Indonesia terkesan asal jalan saja di buktikan dengan Indonesia yang menduduki peringkat ke 7 dari bawah. Hal tersebut terjadi karena, banyaknya siswa yang tidak mengerti atas materi yang telah diberikan oleh guru sebab metode pembelajaran yang diberikan begitu monoton. Tidak hanya itu guru juga tidak dapat memantau secara langsung kegiatan yang dilakukan siswanya pada saat proses pembelajaran berlangsung karena hanya melalui via online. Saran dari saya, untuk sekolah-sekolah yang berada di daerah perdesaan yang diperkirakan penyebaran virus corona tidak sebanyak diperkotaan hendaknya di izinkan untuk tetap melaksanakan pembelajaran di sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Belinya bisa di Kota Langkat

Minum jahe badannya hangat

Walau virus belum diangkat

Kita belajar tetep semangat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun