Mohon tunggu...
Annisa Tang
Annisa Tang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - www.bombonasam.club

Single Mom of 2 (Mom AFE). www.bombonasam.club / www.annisatang.com Blogger, Penulis, Mom, Social Media Life. Mami Keceh yang bawel, ceriwis, tajam setajam silet, namun hanya di atas kertas. Aslinya pendiam, hati saja yang masih suka berbicara menyuarakan keluh saat lidah sedang kelu. Walau sudah sendiri sejak 2019 silam, tapi bukan berarti menyendiri, karena asa berakhir ketika kontrak di dunia pun telah usai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ilmu Adopsi, Ketika Anak Orang Lain Diakui sebagai Anak Sendiri

11 Oktober 2021   19:41 Diperbarui: 13 Oktober 2021   05:43 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (desain pribadi)

"Kenapa sih tidak ditaruh di depan rumahku saja bayinya? Biar aku yang rawat."

Sebuah kalimat 'asal ucap' itu dituliskan oleh salah seorang warganet pada kolom komentar akun publik yang sedang memberitakan tentang penemuan jasad seorang bayi di dalam tong sampah.

Tapi memang, siapa sih yang tak tersayat hatinya ketika melihat bayi yang tak berdosa, sudah tanpa nyawa, dibuang layaknya bangkai hewan liar. Sementara hewan jinak mati yang ditemukan di sekitar para manusia yang bernurani saja, jiwa langsung luluh membuat raga pun bergerak, berinisiatif untuk sesegera mungkin menguburkannya.

Hanya manusia berhati iblis yang akan memperlakukan manusia lainnya, apalagi darah dagingnya sendiri, selayaknya sampah yang kotor dan bau.

Tidak salah juga jika sebagian warganet geram dan mengecam keras kelakuan para manusia 'jadi-jadian' itu, sehingga secara spontan mengucapkan kalimat yang belum tentu mampu dipertanggung-jawabkannya.

Bagaimana jika seandainya setiap orang yang tidak menginginkan buah hatinya, mampir ke rumah warganet tersebut untuk meninggalkan bayinya? Sungguhkah mampu merawat anak itu dengan benar? Dapatkah memperlakukan sang buah hati selayaknya anak kandung sendiri walau kelak ia menjadi sosok yang jauh dari harapan?

Karena nutrisi untuk anak, bukan sekedar pangan, sandang dan papan saja. Tetapi berikanlah juga ia pendidikan karakter dan agama yang baik, ilmu yang banyak dan bermanfaat, serta rancanglah masa depan yang baik untuknya.

Kemudian, pada peristiwa lainnya, yaitu ketika akun publik membuka donasi untuk keluarga miskin yang baru saja melahirkan bayinya, sebagian warganet mulai menuliskan kalimat-kalimat yang tak kalah membuat 'gemes'.

"Boleh diadopsikah bayinya?"

"Sini bayinya dikasihkan ke aku saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun