Pendidikan agama islam merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter bangsa. Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.[2] Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Pendidikan agama Islam tidak hanya bertugas menyiapkan peserta didik dalam rangka memahami dan menghayati ajaran Islam namun sekaligus menjadikan Islam sebagai pedoman hidup.[3]Â
Â
Taman Pendidikan Al-qur'an adalah sebuah sistem pendidikan dan sarana pelayanan keagamaan non formal yang dirancang secara khusus. sistem ini mampu menampung hasrat dan minat belajar agama bagi santri-santri dan remaja islam. Bahkan orang dewasa yang ingin mempelajari alqur'an tanpa harus memberikan beban yang berat kepada mereka. Materi pelajaran di format mudah sehingga mempunyai daya tarik tersendiri, khususnya bagi santri-santri dan remaja. Sehingga diharapka bisa mampu mengatasi permasalahan-permasalahan umat islam, kususnya dalam hal membaca dan mempelajari kitab suci alqur'an.
Â
Kemampuan membaca al-Qur'an merupakan dasar bagi umat Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk disampaikan kepada orang lain. Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an merupakan tuntutan yang harus dilaksanakan. Tuntutan masyarakat yang menginginkan agar anak-anak mereka mampu mengenal dan memahami al-Qur'an serta untuk menyiapkan generasi penerus yang mampu manghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan, maka lahirlah Taman Pendidikan Al-Qur'an.[4]
Â
      Di TPA As-Syuhada Dusun V Bedeng Tujuh, tantangan dalam pendidikan agama, khususnya dalam pembelajaran Al-Qur'an, menjadi perhatian utama. Kegiatan KKN Mandiri yang dilakukan oleh mahasiswa bertujuan untuk memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama di daerah tersebut. Melalui program Kelas Ceria Mengaji, harapannya masyarakat dapat terbantu dalam membangun generasi Qur'ani yang tidak hanya mampu membaca Al-Qur'an dengan baik, namun juga memahami maknanya dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang inovatif dan menyenangkan, program ini diharapkan mampu mengatasi berbagai hambatan dalam pembelajaran Al-Qur'an dan menumbuhkan kecintaan terhadap agama Islam sejak usia dini.
Â
METODE
Â
      Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Pendekatan ini dipilih untuk mendalami pengalaman, persepsi, dan tanggapan peserta didik serta pelaksanaan program "Kelas Ceria Mengaji" di TPA As-Syuhada Dusun V Bedeng Tujuh. Data diperoleh melalui observasi langsung, untuk mengamati aktivitas pembelajaran, ineraksi antara mahasiswa dengan peserta didik, pengajar, dan pihak terkait, serta dokumentasi aktivitas dan hasil belajar selama program berlangsung. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menyoroti aspek keberhasilan, tantangan, serta dampak dari implementasi program terhadap peserta didik dan masyarakat sekitar.