Mohon tunggu...
Annisa Kurniati
Annisa Kurniati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uuniversitas Sultan Ageng Tirtaysa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pasang Surut Hubungan Indonesia dan Malaysia

17 Juni 2021   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2021   16:12 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia dan Malaysia adalah dua negara serumpun bertetangga yang memiliki hubungan pasang surut, awal kemerdekaan Malaysia pada 31 Agustus 1957 disambut baik oleh Indonesia. Pada tanggal 17 April 1959, Indonesia dan Malaysia menandatangani perjanjian persahabatan. Hubungan Indonesia dan Malaysia semakin tegang terutama ketika Tunku Abdul Rahman berusaha membentuk federasi Malaysia yang terdiri dari Malaya, Singapura, dan Sarawak yang dideklarasikan pada tanggal 16 September 1963 sejak saat itu dimulai konfrontasi yang ditandai dengan penarikan duta besar pemerintah Malaysia pada tanggal 30 Januari 1963, dan dalam perkembangan selanjutnya berupa genjatan senjata yang dimulai pada 11 Februari 1963 dan pada 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengumumkan perintah "Dwikora" atau Dwi Komando Rakyat''.

Ketika Malaysia berdiri hubungan  Indonesia dan Malaysia masih harmonis, baru pada tahun 1963 ketika Malaysia memproklamirkan berdirinya federasi Tanah Melayu Soekarno mulai  geram karena dibentuknya persekutuan tanah Melayu adalah salah satu bentuk usaha-usaha dari negara-negara     barat/Oldefos yang ingin menancapkan pengaruhnya di Asia Tenggara. Hubungan Indonesia dan Malaysia semakin memanas yaitu setelah Presiden Soekarno mengkampanyekan sebuah slogan "Ganyang Malaysia" yang di akibatkan sebagai respon dari pembentukan Federasi Tanah Melayu oleh Perdana Menteri Tunku Abdurachman yang dideklarasikan pada tanggal 16 September 1963 sehari kemudian pada tanggal 17 September 1963 Indonesia melakukan pemutusan hubungan diplomatik secara  sepihak dengan Malaysia, hal ini menyebabkan terputusnya hubungan kedua  negara tersebut secara diplomatik. Dua negara yang memiliki kekuatan besar bergabung dan berakibatkan perang dingin di Asia Tenggara dua negara tersebut adalah Amerika Serikat (Liberalisme) dan Uni Soviet (Komunisme).

Di kancah Internasional permasalahan konfrontasi semakin memanas, ketika Malaysia masuk menjadi anggota PBB. Pada 7 Januari 1965 Malaysia di terima menjadi anggota PBB dan Indonesia memutuskan untuk keluar dari anggota PBB. Pada tanggal 17 September 1963 pemerintah Indonesia mengumumkan konfrontasi terhadap Malaysia. Dan pada 3 Mei 1964 Soekarno operasi yang dinamakan Dwikora (Dwi Komando Rakyat) yang sebagai berikut:

  • Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia.
  • Bantu perjuangan revoluisoner rakyat Malaya, Singapura, Sabah, dan Sarawak, Brunai, untuk membubarkan negara boneka Malaysia (Ismaun, tt, hal 35, Humaidi, 2008, hal 31).

Untuk menyelsaikan konfrontasi ini agar tidak semakin berlarut-larut dan banyak memakan korban dari kedua belah pihak maka diadakan sebuah upaya damai yang pertama yang diprakarsai oleh Filipina pada tanggal 9-17 April 1963 dilaksanakan sebuah konfrensi yang dihadiri oleh Menlu dari ketiga negara yang berkonfrontasi yaitu Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pada tanggal 7-11 Juni 1963 dibentuklah sebuah kelompok bangsa Melayu atas inisatif dari presiden Filipna Macapagal yang diberinama "Maphilindo" yang melahirkan sebuah kesepakatan Manila yang dihadiri oleh Menlu Malaysia Tunku Abdul Razak ,Menlu Indonesia Subandrio, dan Menlu Filipina Emanuel Pelaez yang diselenggarakan di Manila.

Hubungan Indonesia dan Malaysia pasca Soeharto turun tahun 1998     sedikit memanas hal ini dipicu oleh berbagai aksi massa yang meneriakkan sentimen anti-Malaysia pecah beberapa kali di sejumlah kota besar di Indonesia. Setiap kali masa demonstrasi melawan Malaysia teringat kembali "konfrontasi" seperti aksi Ganyang Malaysia.

Kesimpulan

Hubungan Indonesia dan Malaysia tidak selalu baik, kedua negara ini sering mengalami pasang surut dan berdamai melalui pihak ketiga. Dari peristiwa tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa rasa cinta tanah air akan mengalahkan semua apabila negara memanggil maka kita harus siap sedia.

DAFTAR PUSTAKA

Irshanto. A. 2019. Dari Konfrontasi ke Perdamaian (Hubungan Indonesia-Malaysia 1963-1966). Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun