Mohon tunggu...
Annisa Deswita
Annisa Deswita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Have always been a student.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Musik dalam Pelajaran Seni Budaya di Sekolah

8 Juni 2022   10:52 Diperbarui: 8 Juni 2022   10:58 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pixabay

Saya sedang duduk di bawah pohon bersama seorang teman ketika kami membicarakan pelajaran seni budaya di Indonesia yang masih tekstual. Sejauh saya menjadi pelajar, mata pelajaran yang satu ini terhitung jarang menuntut siswa untuk aktif. Sebut saja belajar memaikan alat musik. Jika bernapak tilas sewaktu masih Taman Kanak-Kanak (TK), pelajaran alat musik ini tidak dibebankan kepada seluruh siswa. Mayoritas laki-laki memainkan gamelan dan gong, bagi perempuan cenderung untuk menjadi penari. Kami berlatih setiap pekan untuk nantinya menampilkan hasil belajar kami pada akhir tahun pembelajaran. Tapi, belajar bermain alat musik hanya sebatas itu.

Tidak ada opsi untuk memainkan alat musik lain karena memang mengikuti kurikulum. Belajar alat musik tradisional memang perlu, malah harus. Namun, bagi saya menyediakan opsi beragam alat musik jauh lebih baik. Mumpung kami masih dalam masa-masa keemasan untuk belajar. Kasus berbeda terjadi pada beberapa teman. Belajar alat musik nampaknya bukan bagian dari pembelajaran semasa TK.

Lain pula kasusnya ketika Sekolah Dasar (SD). Ketika ditanya, kebanyakan teman menjawab setidaknya pernah diajari satu alat musik ketika SD. Umumnya, alat musik yang diajarkan adalah pianika. Di luar itu, mereka mengikuti ekstrakulikuler untuk bermain alat musik. Bila di SD diajarkan alat musik merupakan hal yang hampir mudah ditemui, hal ini berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan juga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebagian dari teman menjawab bahwa mereka cenderung belajar teori di buku atau Lembar Kerja Siswa (LKS) daripada praktek.  

Ada kecenderungan, pengajaran alat musik secara praktek di sekolah lebih mudah ditemukan di kota-kota besar. Kecenderungan ini pula ditemukan pada sekolah swasta daripada negeri. Meski, ketika saya membandingkan jawaban teman, dalam satu daerah saja perbedaan pengajaran ini sudah terasa oleh sekolah yang lebih "mahal" terlepas dari daerah tersebut. Dalam hal ini, terdapat pengecualian pada ekstrakulikuler.

Berdasarkan sedikit uraian di atas, pengajaran alat musik di sekolah di Indonesia perlu dikembangkan. Pelajaran seni budaya yang harusnya menuntut keaktifan seni pada siswa masih kurang dan tidak sedikit yang hanya mengisi LKS sebagai kegiatan. Mempelajari seni secara teori memang penting, tapi seakan mematikan kreatifitas para siswa. Ambil contoh, ada suatu bab di dalam LKS tentang jenis tempo nada. Ketika ujian tengah semester, soal ini keluar dan menuntut kami untuk "menghapal"-kannya. Tidak sedikit yang benar menjawab, tapi jenis tempo ini akan sia-sia kalau kami saja hanya menjawab soal-soal di LKS, bukan benar-benar membacanya dalam sebuah lagu.

sumber gambar: Pixabay
sumber gambar: Pixabay

Lebih dari itu, mempelajari alat musik memiliki beragam manfaat. Salah satunya adalah meningkatkan kecerdasan musikal. Menurut Setyawati dkk. (2017), kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada, mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Kecerdasan musikal dapat dengan efisien didapatkan pada usia dini. Dari sini, diperlukan pengajaran alat musik kepada anak usia dini selagi ia memiliki daya imajinasi yang kritis.

Dalam sebuah penelitian oleh Wulan Suci (2019) menyebutkan manfaat dari musik salah satunya adalah meningkatkan suasana hati yang positif pada siswa. Pada penelitian lain oleh Adrian Hille dkk. (2015) menghasilkan temuan berupa mempelajari alat musik semasa kanak-kanak dan remaja berasosiasi dengan nilai sekolah yang melebihi rata-rata sebaran data. Pada penelitian tersebut juga menyebut, bagi orang dewasa muda yang berlatih alat musik bersifat lebih teliti dan ambisius.

Dengan berbagai manfaat mempelajari alat musik, menjadi sebuah argumen bahwa pengajaran alat musik di sekolah memang diperlukan. Pendidikan seni budaya di sekolah pun menjadi tidak membosankan bagi para siswa karena terbatas pada mengisi LKS. Selain itu, di antara para siswa tersebut, saya yakin ada yang mampu memainkan gitar, drum, atau bahkan piano. Mereka hanya belum tersulut karena pelajaran seni budaya di kelas tidak memancing keinginan dan kreatifitas mereka. Semoga ke depan, seni budaya dan pengajaran alat musik di sekolah dapat menjadi awal mula pengenalan musik pada siswanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun