Mohon tunggu...
Annisa Aprilia
Annisa Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - penname : Nakaito

Manusia tidak akan hidup tanpa kegagalan. Maka dari itu, persiapkan diri kita untuk menelan pahit kegagalan yang menunggu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fonologi dalam Kamus Linguistik

3 Desember 2021   17:28 Diperbarui: 3 Desember 2021   18:03 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semua kegiatan manusia berhubungan dengan bahasa, dan untuk memahami bahasa tersebut diperlukan pengetahuan lingustik sebagai alat bantu manusia dengan bahasanya. Lingustik secara umum diartikan sebagai kemampuan menguasai kaidah kebahasaan. 

Martinet (1987:19) mengatakan linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa lingustik adalah alat untuk mengkaji bahasa manusia, baik dari segi kaidah kebahasannya, bentuknya, maknanya, sampai pada fungsinya. 

Dalam linguistik terdapat dua subdisiplin yang menjadi kajiannya, yaitu mikrolinguistik dan makrolingustik. Mikrolingustik ruang lingkupnya hanya sebatas bagaimana mengkaji bahasa itu tanpa melibatkan konteks lainnya, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikografi, dan politeness. 

Sedangkan makrolingustik kajiannya lebih luas. Dalam makrolinguistik terdapat disiplin ilmu yang digabungkan sebagai bahan kajian bahasa, seperti sosiolinguistik, psikolingustik, ethnolinguistik, antrolingustik, dan mekanolinguistik.

Fonologi sebagai kajian bunyi bahasa

Fonologi adalah cabang ilmu linguistik subdisiplin mikrolinguistik yang mempelajari bunyi bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bunyi adalah sesuatu yang terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga. Sedangkan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. 

Dalam ilmu fisika, bunyi merupakan getaran yang merambat sebagai gelombang akustik, melalui media transmisi seperti udara. Sedangkan dalam ilmu fisiologi dan psikologi, bunyi merupakan penerimaan gelombang dan presepsi yang ditangkap oleh otak.

Bunyi terbagi menjadi dua, yaitu bunyi bahasa dan bunyi non bahasa. Jika bunyi yang kita dengar memiliki makna tertentu, maka bunyi tersebut merupakan bunyi bahasa. Contohnya ketika seseorang berkata “Hai” orang yang mendengar bunyi tersebut menjawabnya dengan kata "Hallo."  

Artinya, bunyi tersebut dapat dipahami dan memiliki makna tersurat di dalamnya. Sedangkan bunyi non bahasa adalah bunyi yang maknanya tidak dapat diramalkan. Contohnya bunyi gebrakan meja.

Fonologi terbagi menjadi dua, fonetik dan fonemik. Fonetik tidak memperhatikan apakah bunyi bahasa itu memiliki makna atau tidak.  Fonetik terbagi menjadi tiga yaitu fonetik auditoris, fonetik akustik dan fonetik artikulatoris. Fonetik auditoris berhubungan dengan medis, seperti lidah, paru-paru, dan tenggorokan. Fonetik akustik berhubungan dengan fisika, seperti musik, gelombang, frekuensi dan media (udara). 

Fonetik artikulatoris berhubungan dengan alat ucap. Berbeda dengan fonetik yang tidak memperhatikan makna bunyi bahasa, fonemik sangat memperhatikan makna yang terdapat dalam bunyi bahasa. Contohnya, ketika seseorang berkata "Hai" lawan bicara harus mengetahui makna yang terdapat dalam bunyi bahasa tersebut, agar ia dapat memberikan feedback terhadap bunyi bahasa yang diucapkan lawan tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun