Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

SERENADE 2020: Memahami 46 Kisah Inspiratif dari Para Penulis Writerpreneur Club

23 April 2021   06:15 Diperbarui: 23 April 2021   07:55 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi meskipun memiliki benang merah yang sama, setiap artikel dari masing-masing penulis memiliki keunikan sendiri dengan tentu saja gaya bertutur yang berbeda-beda.  Itulah seni literasi istimewa yang bisa kita dapatkan dari sebuah buku antologi.  Yang pasti semua penulis ingin menyampaikan apa yang dihadapi, dialami, dan dirasakan begitu mendalam selama harus menerima pandemi sebagai bagian dari cerita hidup di 2020.  Satu living memorable episod yang tak akan terlupakan sepanjang hayat.

Dari sedemikian banyak artikel yang ada, berikut adalah beberapa dari kisah inspiratif Serenade 2020 yang ingin saya bagikan.

Nia Refana (Nia).  Akademi Covid Membawa Berkah

"Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah SWT untuk menguji hamba-hambaNya dari kalangan manusia.  Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri tersebut.  Dan apabila wabah itu berjangkit di tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya" (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid)

Satu haditz yang saya percaya dan ikuti selama pandemi berlangsung.  Rangkaian kata yang Nia sampaikan dari awal sampai akhir tulisan pun sungguh pas dan turut mewakili apa yang saya rasakan sejak pandemi dikenal dan merasuk ke segala sendi kehidupan tanah air.

Pandemi yang mulai merebah pada Maret 2020 melahirkan tekanan psikologis, juga memberikan efek perubahan yang luar biasa.  Yang tadinya bebas beraktivitas akhirnya harus mengalah untuk tidak beranjak dari rumah.  Bahkan kitapun jadi lebih aware dengan masalah kebersihan dan hal-hal yang menyangkut kesehatan.  Berbagai macam hal pun mendadak berhenti, diam, dan diselimuti oleh berbagai ketakutan.  Terutama takut untuk berinteraksi dengan orang lain.  Semua hal mendadak berubah dan berbenah diri.

Tak ingin lari dari ketakutan yang mau tidak mau harus dihadapi, ada sudut-sudut positif yang ingin dihadirkan oleh Nia.  Karena ternyata dalam banyak keterbatasan selama pandemi berlangsung, kita akhirnya diberi kesempatan untuk berbenah diri dan lebih memaknai arti kehidupan dari sudut yang berbeda.  Bersabar untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak, melakukan kegiatan on-line yang bermanfaat seperti mengikuti kelas-kelas belajar atau diskusi lewat webinar, bahkan mengisi waktu yang tersisa dengan menambah ilmu pengetahuan umum dan agama agar semakin dekat kepada Allah.  Semua hal-hal bermanfaat yang memberikan energi positif dan imunitas diri.

"Sebelum terjadi pandemi, Allah sudah siapkan perangkat untuk menghubungkan satu dengan yang lainnya tanpa harus bertemu.  Allah tidak pernah menyulitkan hambaNya.  Setiap kejadian selalu diberikan berbarengan, satu kesulitan diiringi dengan dua kemudahan.  Menadaburi kejadian yang mampir dalam kehidupan, kita akan meningkatkan ketakwaan.  Semakin takjub dengan kebesaran Allah.  Akademi Covid memberikan banyak kesempatan berinvestasi leher ke atas" (Nia Refana, Serenade 2020)

Kembali saya merenungi rangkaian kalimat di atas.  Perlahan hati saya terketuk dan meng-iya-kan semua yang sudah ditulis oleh Nia.  MashaAllah.  Sungguh hebat rencana Allah untuk umatnya yang mau menyadari dan mengambil hikmah dari semua yang sudah, sedang dan akan terjadi.  Tiada ada yang lebih Maha Mengetahui atas apa yang terbaik bagi manusia kecuali Allah SWT semata.

Indriyas Wahyuni (Indri).  Tak Harus Menangis di Masa Krisis

Dari Indri saya mendapatkan suntikan energi agar kita tak harus menangis di masa krisis pun menangisi keadaan yang harus kita terima.  Pengalaman dan kesempatannya bekerja sebagai seorang freelancer di UpWork, ternyata harus tergerus karena pandemi.  Meskipun work from home untuk berbagai pekerjaan dalam skala global dengan client yang berada di negara yang berbeda, Covid-19 juga menghantam bisnis mereka yang mempekerjakan Indri.  Otomatis penghasilpun langsung menurun drastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun