Mohon tunggu...
Anne Aninditha Prissanty
Anne Aninditha Prissanty Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Pendekatan yang Mempengaruhi Opini, Mengubah Sikap, dan Tingkah Laku Publik

17 Juni 2025   07:34 Diperbarui: 17 Juni 2025   07:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.kompasiana.com

1. Coersif

Coersif (memaksa), yaitu suatu tindakan yang bersifat memaksa yang dapat dilakukan dengan teror, pemerasan, boikot, atau menerapkan kekuasaan, dan menggunakan cara-cara lain yang dapat menekan batin dan menegangkan jiwa sehingga menimbulkan ketakutan di kalangan publik.
 

Contohnya, pada Maret--April 2025, Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025 yang menetapkan aturan ketat bagi turis asing.

Melansir dari Kompasiana.com, larangan tersebut ialah:
- Dilarang memasuki pura saat menstruasi, demi menghormati kesucian tempat ibadah.
- Wajib mengenakan pakaian sopan atau adat saat berkunjung ke pura dan tempat suci.
- Dilarang berperilaku tidak pantas di tempat umum, termasuk berpakaian terlalu terbuka, melakukan aksi vulgar, atau mengganggu ketertiban.
- Terdapat sanksi administratif dan denda bagi pelanggar, bahkan deportasi untuk pelanggaran berat.

Satpol PP, aparat keamanan, dan desa adat dikerahkan untuk merazia dan menegakkan aturan tersebut secara masif di sejumlah lokasi wisata. Meskipun sangat efektif menurunkan pelanggaran perilaku dan menjaga kesucian budaya, pendekatan ini juga menuai protes dari turis serta menjadi bahan perdebatan soal batas antara budaya lokal dan kebebasan individu.

2. Persuasif

Persuasif, yaitu suatu tindakan yang menggarap aspek psikologis secara halus guna membangkitkan kesadaran individu melalui komunikasi yang informatif. Komunikasi yang bersifat persuasif baik yang dilakukan secara lisan (pidato, ceramah, propaganda, dsb), maupun tertulis menggunakan gambar-gambar, isyarat, tandatanda dan sebagainya memerlukan pengetahuan serta persiapan matang

Contohnya, pidato seorang tokoh politik atau pemimpin masyarakat yang tidak hanya menyampaikan fakta dan data, tetapi juga menggunakan bahasa yang membangkitkan emosi, seperti rasa bangga, rasa keadilan, atau rasa takut. Tujuannya adalah untuk menggerakkan audiens untuk mendukung atau menolak suatu isu tertentu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun