Mohon tunggu...
Anna Sabila
Anna Sabila Mohon Tunggu... Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga | 24107030108

Orangnya diam, suaranya di dalam hati sama dalam kepala

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mencoba Teknik Pomodoro: Niatnya Sudah Kuat, Tapi Jempol Lebih Sigap

9 Juni 2025   07:15 Diperbarui: 8 Juni 2025   23:17 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingin produktif bukan hal yang aneh. Tumpukan tugas, deadline yang mengejar, dan daftar to-do list yang makin panjang setiap harinya bisa bikin siapa pun terdorong untuk mencari solusi cepat agar tetap waras. Salah satu solusi populer yang sering berseliweran di media sosial dan video orang produktif adalah teknik Pomodoro. Katanya sih, metode ini bisa membantu meningkatkan fokus dan menghindari terdistraksi.

Konsepnya sederhana: kerja selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit. Satu sesi disebut satu Pomodoro. Setelah menyelesaikan empat sesi, istirahat panjang sekitar 15--30 menit bisa diambil. Kedengarannya simpel. Tapi, seperti banyak hal dalam hidup, yang simpel di teori belum tentu mudah di lakukan. 

Percobaan Pertama Sudah Kalah Sebelum Bertarung

Timer sudah diatur, meja belajar sudah dirapikan, bahkan playlist dari yang galau sampai bikin semangat sudah dipilih. Tapi begitu duduk, yang bergerak duluan justru tangan, bukan otak. Tangan itu, entah kenapa, langsung mengambil HP. Alasannya klasik "Cuma cek notifikasi sebentar, siapa tahu ada yang penting." Tapi, ya gitu deh. 

Beberapa notifikasi masuk, lalu muncul godaan untuk scroll sedikit. Dari situ, seperti efek domino, satu langkah menuntun ke langkah lain. Awalnya buka Instagram, lalu X, lalu YouTube, lalu TikTok. Dalam hitungan menit, fokus yang tadinya dikumpulkan dengan susah payah, bubar jalan tanpa aba-aba. Waktu 25 menit yang seharusnya dipakai kerja justru habis untuk menonton konten yang bahkan tidak begitu penting. 

Akhirnya? Tugas tetap tidak tersentuh. Buku masih tertutup. Tapi rasa ngantuk sudah muncul. Dan ironisnya, belum melakukan apa-apa. Tidur, deh. 

Percobaan Kedua: Hampir Sampai, Tapi Masih Kepleset Juga

Dengan niat yang diperbarui, percobaan kedua dimulai. Kali ini alat perang disusun rapi, dan timer dipasang lengkap dengan suara 'beep' yang lembut tapi tegas. Lima menit pertama berlalu dengan mulus, bahkan sempat menulis beberapa kalimat. Rasa percaya diri mulai muncul. "Mungkin ini saatnya berubah." katanya dengan sombong. 

Tapi begitu masuk menit ke-18, semangat mulai menurun. Kepala terasa kosong, kata-kata tidak mengalir, jari kaku tidak mau mengetik, menguap tiap dua menit sekali.  Muncul keinginan untuk mencari inspirasi. Lagi-lagi, HP jadi sasaran. Buka Google untuk cari referensi, tapi bukannya membaca artikel jurnal, malah tersesat ke berita gosip artis terbaru di X. Kalau tidak ya pencet notifikasi dari Youtuber mukbang favorit. 

Timer sesi pertama berbunyi. Tapi perhatian sudah tidak di meja belajar. Sesi istirahat menjadi pelarian panjang dari tugas utama. Tidak kembali ke sesi kedua, tetapi yang terjadi adalah sesi nonton video TikTok tanpa henti. Lagi-lagi, produktivitas gagal dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun