Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Jokowi, Sakitnya Tuh Disini ! (Surat Terbuka untuk Bapak Presiden)

15 Januari 2015   17:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:05 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dear Pak Presiden,

Selamat pagi Pak, semoga surat ini sampai ke Bapak dalam keadaan jernih. Perkenalkan saya salah satu diantara jutaan pendukung dan pemilih Bapak untuk menjadi presiden RI.

Bila diflashback kembali, saat itu kami begitu antusias mendukung Bapak, tiap hari ikut kampanye, lupa makan, tidur bahkan kerja. Rasionalitas kami abaikan, hubungan dengan teman dan keluarga menjadi kacau balau karena perbedaan dukungan. Dan bahkan banyak cerita yang membuat kami merinding mendengarnya, misalnya ada  seorang nenek yang dengan susah payah menggunakan tongkat untuk datang ke TPS hanya untuk memilih Bapak, ada lagi seorang pasien liver tahap akhir di rs pantai indah kapuk dan berkata kepada dokternya : "dok, beri saya obat untuk dapat bertahan sd 9 juli untuk ikut pilpres dan coblos jokowi", wow padahal hanya 1 suara ! dan tentu Bapak masih ingat bagaimana kiai Nanang Ma'soem meninggal di pangkuan Bapak dengan mengacungkan salam 2 jari? dan masih banyak sekali cerita nyata yang kami lihat dengan mata kepala sendiri yang menggetarkan jiwa melihat semangat mereka mendukung Bapak. Apakah Bapak MASIH merasakan getaran semangat akan harapan baru itu? ataukah getaran sudah memudar?

Banyak orang mengejek kami sebagai pemuja nabi palsu, presiden setengah dewa, penipu ulung dan serangkaian ejekan lain yang kami terima dengan mengelus dada. Dengan keadaan tercekik karena kebijakan yang tidak disertai pengendalian harga barang pokok secara maksimal, kami tetap percaya kepada Bapak bahwa ini semua demi kebaikan rakyat jangka panjang.

Kami bukan pemuja Anda Pak. Kami pemuja harapan baru yang Pak Jokowi bawa. Saat itu kami melihat Bapak sebagai sosok orang baik bila kami meminjam istilah Pak Anies Baswedan yang sedang berjuang untuk masuk pemerintahan demi rakyat, dan kami mendukung mati-matian agar orang baik ini menjadi presiden. Karena itulah kami bukan seperti pemuja lainnya yang selalu membenarkan pujaannya, tetapi selalu kritis mengawal pemerintahan, karena kami menyadari betul sayang harus lebih banyak diterjemahkan dalam masukkan dan kritik.

Tetapi harapan baru itu sekarang menghadapi ujian besar..


Pak Jokowi, puluhan orang menulis surat terbuka seperti yang saya lakukan saat ini, puluhan ribu membuat petisi, puluhan ribu lainnya menuliskan komentar di sosmed dan online media, dan jutaan orang bahkan yang di pasar-pasar membicarakan tentang calon kapolri. Sudahkah suara dan jeritan kami sampai ke Bapak? Bersediakah Bapak mendengar?

Kami memahami masalah calon kapolri ini kompleks dan serba salah, karena Bapak membutuhkan dukungan di DPR agar pemerintahan berjalan, dan bila Bapak membuat koalisi Bapak marah, maka akan rumit jadinya. Mungkin saja ini serangan politik atau permainan si a, b,c dan puluhan kemungkinan lainnya.

But the game is over Mr President..

Permainan telah usai saat status tersangka diumumkan ! kalah menang, semuanya sudah usai. tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali menerima kenyataan sudah usai ini, membuat keputusan, dan melanjutkan untuk pertarungan berikutnya.

Sesuatu yang kami kira sudah usai, ternyata menjadi tidak mudah ketika semua orang di dekat Bapak tetap ngotot lanjut sehingga semalam Bapak belum bisa memutuskan. Saya ingin mengatakan dengan jelas Pak :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun