Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kejanggalan dan Tanggapan atas Surat Keluarga Dokter Vaksin Palsu

17 Juli 2016   11:25 Diperbarui: 20 Juli 2016   06:38 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin Palsu, sumber gambar : kompas.com

Mereka mengatakan vaksin palsu adalah isu lama yang sengaja diangkat kembali. Isu lama? Bila barang palsu tersebut masih ada hingga sekarang, artinya mereka dokter-dokter tersebut mengakui ini isu lama yang sengaja mereka BIARKAN hingga sekarang?

Sangking paniknya, sekarang isu berusaha dialihkan ke masuknya dokter2 asing di Indonesia. Mewek, seakan-akan mereka menjadi korban, padahal selama ini mereka sendiri yang sengaja menghambat kemajuan kedokteran di Indonesia (Baca Artikel Dokter Berdarah Biru) 

Isu berdiri sendiri-sendiri sengaja dicampur aduk. Faktanya?

  • Faktanya pasar pramuka (pasar obat palsu) di depan mata, kalian semua diam selama puluhan tahun.
  • Bukan hanya diam, malah banyak dokter yang ikut berkeliaran di pasar pramuka.
  • Faktanya praktek komisi dokter dari penjualan obat sudah berlangsung puluhan tahun
  • Faktanya vaksin palsu beredar puluhan tahun, 
  • Faktanya obat palsupun sejak lama beredar dimana-dimana (bukan hanya vaksin).
  • Faktanya sales dan distributor resmi/tidak resmi setiap hari berkeliaran di ruang praktek dokter-dokter, diterima dengan senyum lebar.

Memang tidak semua dokter seperti itu, masih banyak yang baik. Tapi sistem distribusi obat dan kesehatan di Indonesia ini benar-benar sudah kacau balau.

Meski itu kerjaan BPOM, tapi seharusnya dokter-dokter yang baik tidak tinggal diam, karena ini menyangkut kesehatan dan nyawa pasien mereka.

Disaat dokter-dokter baik membiarkan =  turut melakukan kejahatan. 

Setidaknya para dokter harus turut berperan aktif membangun sistem kesehatan di bangsa ini yang memprioritaskan kesehatan pasien seperti sumpah mereka. bukan membiarkan, dan lama-lama ikut tergoda.

Kalau komplain tarif bpjs buat dokter kurang/membela sejawatnya, kencengnya pake banget, pake demo segala, tapi kalo ribuan pasien dapat obat palsu selama puluhan tahun, emang gue pikirin? 

Jadi ibu/keluarga dokter pemberi vaksin palsu, ingin nama keluarga anda dipulihkan? Buka saja semua "kartu dan rahasia" yang ditangan Anda, maka keluarga Anda akan tercatat sebagai pahlawan reformasi kesehatan di Indonesia, bukan tercatat sebagai penj**** kemanusiaan seperti sekarang.

Nama keluarga Anda sudah hancur lebur, jangan lagi bersembunyi dibalik sumpah sejawat, beberkan semuanya dibawah sumpah Allah.

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun