Mohon tunggu...
Anna Kurniawati
Anna Kurniawati Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Donna Haraway dan Perempuan Masa Kini

22 Juli 2021   09:35 Diperbarui: 22 Juli 2021   09:45 2065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Identitas terlihat kontradiksi, parsial dan strategis melalui penamaan. Identitas merupakan suatu kesadaran. Bagi seorang perempuan, ekspresi kesadaran ini berada padaa posisi akut. Tak ada jenis kelamin female yang secara natural sebagai perempun. Menjadi jenis kelamin perempuan merupakan sebuah konstruksi, kategori yang komplek dalam perjuangan diskursus pengetahuan seksual dan paktik-praktik sosial lain. Kesadaran gender, ras dan kelas adalah sebuah pencapaian yang dipaksakan ke diri perempuan oleh tatanan patriarki.

Haraway mengutip Chela Sandoval (1984) yang menteorikan model harapan identitas politik perempuan kulit berwarna disebut kesadaran oposisi. Kesadaran ini lahir dari kemampuan membaca jaringan yang menolak keanggotaan stabil dalam kelompok sosial ras, sex dan kelas.

Kesadaran historis menandai penghancuran sistematis tanda Phalagisentris Barat, mengkonstruksi identitas ala Posmodernis. Menurut Hawaray, cyborg feminis tidak menginginkan kesatuan acuan alamiah dan tidak mengkonstruksikannya secara keseluruhan. Ada pandangan yang menganggal perempuan itu innosens dan korban untuk pengetahuan mendasar tentang feminis telah cukup merusak.

Kritik Haraway terhadap sosialis Marxis Feminis adalah penghapusan hal yang tak diharapkan dalam polivokal dan tak dapat diasimilasi. Berbeda dengan radikal feminis yang membuat diskursus dan praktis antikonialisme dapat terlihat. Radikal feminis dapat mengakomodassi semua aktivitas aktivis perempuan yang oleh kalangan sosiali feminis, dinamai bentuk buruh hanya jika aktivitas dapat di seksualisasikan. Namun ada kesamaan antara marxis/sosialis feminis dengan radikal feminis yaitu keduanya sama bergerak dengan  totalitas.

Bagi identitas cyborg menulis adalah kekuatan untuk bertahan bukan berdasarkan orisinal dan kemurnian, tapi disesuaikan dengan ukuran alat yang menandai dunia. Alat tersebut dalam bentuk cerita, penceritaan kembali, tentan herarki dualisme dari identitas natural. Dalam penceritaan tersebut pengarang Cyborg meruntuhkan mitos budaya orisinal barat. Kata Haraway, kita semua telah dijajah oleh mitos tersebut. Phallagosentris adalah cerita krusial bagi feminis cyborg yang dibangun dalam teknologi literal. Teknologi ini terdiri dari bioteknologi dan mikroelektronik yang mentekstualkan tubuh sebagai masalah-masalah kode.

 

Feminis cyborg mempunyai tugas merekam komunikasi dan intelegen untuk meruntuhkan system perintah dan kontrol. Pengetahuan komunikasi dan biologi merupakan konstruksi objek pengetahuan alam-teknologi yang didalamnya perbedaan antara mesin, orgamisne, pikiran, badan, alat merupakan suatu inti. Antara manusia dan mesin tidak saling mendominasi, memiliki posisi yang sama.

Donna Haraway merupakan salah satu tokoh feminis  sosialis yang postmodernis. Pemikirannya telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori feminis sosialis dan posmodernis. Cyborg adalah salah satu contoh identitas hybrid yang menghancurkan dikotomi organisme/mesin, laki-laki/perempuan, culture/nature dan lain-lain yang dibangun oleh tradisi phalogosentris budaya Barat.

Batas antara manusia dan bukan manusia sudah tidak dibedakan lagi. Peran manusia telah digantikan oleh mesin. Mesin begitu agresif seolah olah hidup. Manusia begitu mengkhawatirkan, lemah dan malas. Peradaban manusia ini bisa dilibas oleh teknologi (mesin), sementara manusia begitu malas dan lambat. Manusia menggantungkan pada mesin. Manusia telah menjadi budaknya teknologi. Manusia akan menjadi perangkatnya mesin dan kita akan melayani mesin.

Peradaban manusia hari ini adalah peradaban berpusat pada laki-laki atau disebut sebagai  patriarkhi.  Laki-laki dan perempuan ketika bertemu dengan teknologi, memiliki sudut pandang yang berbeda. Haraway memiliki keinginan untuk membongkar gagasan feminis. Kritik Haraway terhadap feminis antara lain pertama, Feminis memandang dan memisahkan secara total laki-laki dan perempuan. Padahal ada laki-laki yang memiliki kualifikasi feminim, dan ada perempuan yang memiliki karakter maskulin. Perempuan terkesan akan eksis jika sebagai lawan laki-laki. Terlalu kaku bermain identitas laki laki dan perempuan. Kedua, feminis hanya berhasil memperjuangkan women worker. Sebelumnya, perempuan tidak boleh terjun dalam ranah pekerjaan, namun feminis berhasil membebaskan perempuan dari ranah domestik ke ranah publik.

Cyber feminis merupakan feminisme dunia cyber hari ini, yaitu gabungan antara feminisme, budaya teknologi dan media baru. Bagaimana feminis memanfaatkan media baru sebagai jalan dari dominasi laki-laki. Peradaban hari bergerak pada di ranah media baru antara lain Instagram, twitter, You Tube, Facebook dsb. Perjuangan feminisme untuk membebaskan diri dari dominasi lakilaki, seharusnya memanfaatkan new media dan memanfaatkan arus teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun