Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Minuman Manis Meningkatkan Risiko Obesitas

27 September 2022   17:15 Diperbarui: 28 September 2022   12:27 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minuman manis meningkatkan risiko obesitas | sumber foto: studioredcup/freepik

Efek kompensasi ini tampaknya tidak muncul setelah mengonsumsi minuman manis. semakin banyak minuman manis yang dikonsumsi seseorang, semakin banyak kalori yang dia konsumsi berikutnya.

Melansir Harvard School of Public Health, ada beberapa penyebab efek kompensasi tidak berjalan.

Pertama, cairan tidak memberikan perasaan kenyang atau kepuasan yang sama seperti makanan padat, karena tubuh tidak “mendaftar” kalori cair seperti halnya kalori dari makanan padat. Ini mungkin mendorong seseorang untuk terus makan bahkan setelah asupan minuman berkalori tinggi.

Kedua, ada kemungkinan minuman ringan yang terasa manis dapat merangsang nafsu untuk makan makanan manis berkarbohidrat tinggi lainnya.

Ketiga, meskipun soda mungkin mengandung lebih banyak gula daripada kue, orang cenderung membatasi makan kue ketimbang minum soda, karena menganggap soda sebagai minuman dan kue sebagai makanan.

Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa penurunan konsumsi minuman manis dapat mengurangi prevalensi obesitas dan penyakit terkait obesitas. [5, 6, 7] Sayangnya, meskipun menjadi penyumbang utama epidemi obesitas, minuman manis masih menjadi minuman pilihan jutaan orang di dunia.

Kondisi ini diperparah dengan ukuran porsi minuman manis yang meningkat secara dramatis selama 40 tahun terakhir. 

Sebelum tahun 1950-an, botol minuman ringan standar adalah 6,5 ounces (200 ml). 

Pada tahun 1960-an, diperkenalkan kemasan ukuran yang lebih besar, yakni kaleng 12 ounces (350 ml).

Pada awal 1990-an, botol plastik 20 ounces (600 ml) menjadi norma. 

Saat ini, botol plastik tersedia dalam ukuran yang lebih besar, seperti 1 liter.

Secara global, dan di negara berkembang khususnya, konsumsi minuman manis meningkat secara dramatis karena urbanisasi dan pemasaran minuman yang meluas.

Bagaimana dengan Indonesia?

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan di Indonesia menempati posisi ketiga tertinggi di wilayah ASEAN. Pakar Advokasi Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI), Abdillah Ahsan, mengatakan konsumsi MBDK dalam beberapa tahun terakhir meningkat secara signifikan. Total peningkatannya mencapai 15 kali lipat dalam 20 tahun terakhir. [8]

Dalam Forum for Young Indonesians (FYI) yang diadakan pada tanggal 17 September 2022, dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta mengatakan bahwa 42,6% balita di Indonesia sudah terpapar Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK). “Semakin dini seseorang terpapar minuman berpemanis, semakin tinggi kemungkinan risikonya menghadapi kondisi obesitas,” katanya.

Selain risiko obesitas atau kelebihan berat badan, risiko penyakit lain juga bisa timbul pada orang yang gemar mengonsumsi MBDK. Penyakit-penyakit tersebut termasuk diabetes, penyakit jantung, ginjal, pembuluh darah, kanker, stroke, gangguan cemas, gangguan perilaku, dan demensia atau pikun. [9]

Mengurangi Minuman Manis

Mengganti minuman manis dengan air putih | sumber foto: artursafronovvvv/Freepik
Mengganti minuman manis dengan air putih | sumber foto: artursafronovvvv/Freepik
Ketika berbicara tentang kesehatan, jelas bahwa minuman manis harus dihindari. Ada berbagai minuman sehat yang dapat dikonsumsi sebagai gantinya, dengan air putih menjadi pilihan utama.

Mengganti minuman manis dengan air putih memang tak semudah membalikkan telapak tangan, terlebih jika Anda sudah terbiasa dengan rasa dan aromanya. Harvard School of Public Health menyarankan untuk memulai dengan teh buatan sendiri, seperti es teh bersoda dengan lemon, mentimun, dan mint.

Mengurangi preferensi untuk minuman manis memang memerlukan tindakan bersama, mulai dari industri minuman, konsumen individu dan keluarga, sekolah dan tempat kerja, hingga pemerintah. Namun, sebagai langkah awal, kita dapat memulai dari diri sendiri. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun