Keempat, temani mereka melakukan hal-hal yang disenangiÂ
Sebelum terdiagnosis demensia, ayah mertua teman saya suka memasak. Namun, demensia telah membuatnya kehilangan minat itu.
Namun, teman saya merasa bersyukur bahwa ayah mertuanya mau membantu menyiapkan bahan saat mereka memasak. Beliau juga mengerjakan teka-teki silang dan membaca buku.
Alzheimer’s Society menganjurkan agar anggota keluarga tetap mendorong dan mendampingi ODD melaksanakan hal-hal yang mereka sukai. Hal-hal sederhana seperti berjalan di lingkungan rumah, mendengar musik, berdansa, melihat album foto, membaca, atau bersosialisasi dengan handai taulan.
Kelima, beri lebih banyak bantuan jika ODD mencapai tahap demensia lanjut
Semakin lanjut tahap demensia seorang ODD, semakin banyak bantuan yang dibutuhkan. Ketika mengalami disorientasi, ada risiko mereka tersesat saat bepergian sendirian.
Seorang ODD yang tersesat mungkin tidak dapat menemukan jalan pulang. Karena itu, mereka harus selalu didampingi.
Pada tahap yang lebih parah, mereka mungkin memerlukan bantuan untuk mengurus aktivitas dasar sehari-hari seperti membersihkan diri, berpakaian, dan makan. Mereka mungkin memerlukan seorang perawat khusus untuk kebutuhan ini.
Wasana Kata
Di seluruh dunia, ada sekitar 55 juta orang ODD. Karena proporsi orang tua dalam populasi meningkat di hampir setiap negara, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 78 juta pada tahun 2030 dan 139 juta pada tahun 2050. [4]
Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016. Jumlah ini akan meningkat menjadi 2 juta pada tahun 2030 dan 4 juta pada tahun 2050. [5]
Melansir Alzheimer's Indonesia, ada beberapa perbedaan antara lupa normal dengan lupa demensia. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.