Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memahami Pentingnya Pengampunan Diri sebagai Wujud Cinta Diri

25 September 2021   10:24 Diperbarui: 25 September 2021   19:20 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencintai diri sendiri (Foto oleh Hassan OUAJBIR dari Pexels )

Di luar keinginan kita, terkadang kita menyakiti orang yang kita cintai, membuat penilaian yang buruk, dan melakukan hal-hal yang berada di bawah standar moral yang kita anut. Semua hal ini membuat kita merasa bersalah.

Rasa bersalah yang berkepanjangan dapat membuat kita menderita. Kita perlu belajar mengampuni diri sendiri agar dapat terbebas dari penderitaan tersebut.

Apa itu pengampunan diri (self-forgiveness)

Konsep pengampunan diri melibatkan kombinasi dari perubahan emosi, motivasi, dan perilaku. Pengampunan diri bukanlah saklar on-off melainkan proses yang terjadi dari waktu ke waktu melalui refleksi.

Pengampunan diri membutuhkan keseimbangan antara menerima tanggung jawab atas kesalahan dan mempertahankan perasaan diri yang positif. Saat Anda berhasil menemukan keseimbangan ini, Anda mencapai pengampunan diri.

Enright and the Human Development Study Group mendefinisikan pengampunan diri sebagai “kesediaan untuk berhenti membenci diri sendiri sambil mengembangkan kasih sayang, kemurahan hati, dan cinta terhadap diri sendiri.”

Tiga pilar penting pengampunan diri

Menurut Enright and the Human Development Study Group, ada 3 pilar penting pengampunan diri.

Pertama, melepaskan emosi negatif yang diarahkan pada diri sendiri

Ilustrasi merasa bersalah (Foto oleh jcomp dari freepik)
Ilustrasi merasa bersalah (Foto oleh jcomp dari freepik)

Bagaimana perasaan kita ketika melakukan sesuatu yang buruk, salah, atau bertentangan dengan nilai-nilai yang kita anut? 

Ya, besar kemungkinan kita akan dipenuhi emosi negatif yang menyakitkan seperti rasa malu, bersalah, dendam, atau marah.

Mungkin juga kita dihantui pikiran negatif tentang diri sendiri. Kita mungkin berkata pada diri sendiri “Ini semua salahku” atau “Aku memang payah, tak berperasaan, jahat.”

Anda mungkin merasakan penyesalan yang berkepanjangan. Anda mungkin berpikir, “Seharusnya aku tidak membentak dia”, “Seharusnya aku lebih memperhatikan dia” atau “Seharusnya aku bisa menyelesaikan konflik tersebut dengan cara yang lebih baik.”

Pengampunan diri tidak berarti kita melewatkan langkah merasa buruk. Pengampunan diri berarti bahwa kita mengatasi perasaan membenci diri sendiri dan membebaskan diri dari perasaan tersebut.

Kedua, menumbuhkan emosi positif yang diarahkan pada diri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun