Dazaifu, sisi kuno Fukuoka yang tetap terpelihara
Ketika modernitas telah menyusup ke sudut-sudut kota, sisi tradisional Fukuoka tak lantas ditinggalkan begitu saja. Mari kita tengok kawasan Dazaifu yang terletak 15 km tenggara kota Fukuoka. Didirikan pada akhir abad ke 7 sebagai pusat pemerintahan seluruh Kyushu selama lebih dari setengah milenia, Dazaifu masih mempertahankan pesona masa lalu. Bangunan-bangunan kuno yang dijadikan toko makanan tradisional dan kerajinan tangan khas Fukuoka, serta restoran berderet rapi di kanan-kiri jalan utama. Di titik lain, masih kokoh berdiri beberapa kuil dengan taman-taman khas Jepang berprinsip ajaran Zen.
Cara paling asyik menjelajahinya adalah dengan berjalan kaki. Selain karena tentunya menyehatkan, berjalan kaki mendorong wisatawan untuk bisa menangkap hal-hal unik secara detail di sepanjang perjalanan di kawasan Dazaifu. Aneka macam kerajinan tangan, mulai dari kipas, kain rajutan, hingga tas tangan bermotif khas Jepang mengundang untuk didatangi. Banyak pula kudapan unik yang bisa dicoba, seperti es krim ume boshi (buah Plum) yang pernah saya icipi. Lazimnya, buah Plum digunakan sebagai acar pada makanan Jepang. Tetapi, kali ini dijadikan es krim. Rasanya asam, tetapi sungguh menyegarkan mulut.
Kuil Dazaifu Tenmangu merupakan jantung kawasan Dazaifu. Hal ini tidak terpisahkan dari keberadaan Sugawara Michizane yang hidup di kawasan itu pada abad 8. Sebagai pejabat yang cerdas, ia pernah menempati posisi Menteri Perang dan Menteri Urusan Rakyat di Jaman Kyoto. Akibat konspirasi dari lawan politiknya, ia dijatuhkan dan kemudian diasingkan ke Dazaifu hingga meninggal dunia. Karena kecerdasan dan karakter positifnya, ia lantas diangkat menjadi Dewa Ilmu Pengetahuan dengan sebuah kuil yang dibangun di atas pusaranya. Setiap kali menjelang ujian sekolah, Â kuil ini dipadati oleh ribuan pelajar yang berdoa untuk meminta kesuksesan dan karir masa depan yang cemerlang.


Unsur tetumbuhan diwakili dengan pohon kamper dan pohon Plum yang tumbuh subur di area kuil. Keberadaan pohon Plum dengan jumlah sekitar 6000 batang dengan 197 varietas berbeda dirasa sangat istimewa. Konon, sebuah pohon Plum yang dinamai Tabiume yang tumbuh di sebelah kanan Honden (bagian utama kuil), mengikuti Michizane dari Kyoto untuk ikut diasingkan di Dazaifu. Benar tidaknya cerita ini tentu sangat sulit divalidasi. Yang jelas, keindahan bunga Plum saat mekar selalu dinantikan oleh para pengunjung, seperti kecintaan Michizane pada bunga ini yang dituangkan dalam sebuah Waka, puisi khas Jepang.

Melihat Jepang dalam Perspektif Asia di Museum Nasional Kyushu
Museum Nasional Kyushu patut dijadikan destinasi berikutnya saat wisatawan berada di kawasan Dazaifu. Bangunan modern berdinding panel-panel kaca dan beratap logam berwarna biru ini tampak kontras dengan sekelilingnya yang menghijau. Arsitekturnya sendiri mirip seperti ikan pari. Begitu melewati pintu masuk, wisatawan akan dibawa ke ruang utama museum melalui sebuah terowongan berpendar cahaya. Cahaya merah, kuning, biru, dan hijau tampil bergantian menimbulkan kesan futuristik. Konsep yang dihadirkan oleh Museum Nasional Kyushu adalah formasi kebudayaan Jepang dari perspektif sejarah Asia. Jepang diceritakan sebagai sebuah bangsa yang mengalami pengaruh budaya dari bangsa-bangsa Asia lainnya, terutama Cina dan Korea.

