Pendahuluan
Kebudayaan Jawa memiliki peranan sebagai identitas bangsa, sarana pelestarian nilai-nilai luhur dan sebagai warisan budaya yang harus kita jaga dan dilestarikan, serta sebagai kearifan dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan Jawa memiliki beragam tradisi yang masih dijaga hingga kini, salah satunya adalah Bersih Desa. Tradisi Bersih Desa adalah tradisi adat masyarakat Jawa berupa upacara dan selamatan, tradisi ini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan meminta keselamatan serta kesejahteraan desa. Di daerah Sukoharjo, khususnya Kecamatan Mojolaban, bersih desa masih diselenggarakan secara turun temurun setiap tahun sebagai wujud pelestarian budaya jawa.Â
Sejarah dan Makna Bersih DesaÂ
Bersih desa adalah tradisi turun temurun sejak zaman nenek moyang masyarakat Jawa yang dilaksanakan tiap tahun.Tradisi ini berawal dari masa lalu ketika nenek moyang percaya akan kekuatan gaib yang mempengaruhi kesejahteraan desa. Ritual ini diyakini dapat membersihkan roh jahat dan membawa keberkahan bagi desa. Menyelenggarakan tradisi bersih desa menjadi cara masyarakat bersyukur kepada Tuhan atas hasil panen dan meminta kesejahteraan serta kedamaian masyarakat untuk kedepannya.Â
Pelaksanaan Bersih Desa di Mojolaban
Di Mojolaban, tradisi bersih desa biasanya dilaksanakan satu tahun sekali pada bulan September atau Oktober sesuai dengan kesepakatan warga. Rangkaian acara dimulai dengan persiapan bersama warga, dilanjutkan dengan doa bersama atau kenduri, lalu menampilkan pagelaran wayang kulit. Seluruh warga ikut andil dan aktif sehingga suasana menjadi meriah dan penuh kebersamaan.
Unsur Kebudayaan Jawa yang Tercermin
Tradisi Bersih Desa di Mojolaban mencerminkan kebudayaan Jawa melalui nilai religius (kepercayaan kepada Tuhan dan leluhur), seperti adanya sesaji yang dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan melibatkan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau tetua desa untuk memohon kesejahteraan desa. Ada juga dari unsur sosial, yaitu masyarakat menjadi lebih dekat dan membangun rasa kebersamaan satu sama lain. Yang terakhir adalah dari unsur kesenian tradisional, di dalam tradisi Bersih Desa setelah selesai melakukan upacara atau selamatan biasanya ada pagelaran wayang kulit yang tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga mengandung makna simbolik dan ritual.Â
Tantangan dan Pelestarian
Di zaman modern sekarang terutamanya generasi muda minat dalam tradisi kebudayaan Jawa kadang menurun. Oleh karena itu, mari kita dukung dari aspek pemerintah, sekolah dan organisasi atau komunitas budaya sangat diperlukan agar kebudayaan Jawa tetap dilestarikan.Â
Penutup