Oleh Veeramalla Anjaiah
Selama Sidang Dewan ke-60, satu suara bergema dengan kejelasan dan harapan. Berbicara mewakili masyarakat sipil dalam Debat Umum Butir 9, Muthoju Vahini dari Sekolah Diplomasi dan Hubungan Internasional Jenewa menyerukan dunia untuk melawan rasisme, diskriminasi rasial, xenofobia dan segala bentuk intoleransi terkait --- tantangan yang ia gambarkan sebagai salah satu "ancaman paling serius terhadap martabat manusia dan keharmonisan sosial", lapor situs web berita Geneva Times.
Pesannya mendesak sekaligus membangkitkan semangat: perjuangan melawan rasisme bukan sekadar tugas negara, tetapi tanggung jawab bersama umat manusia.
Dari podium di Jenewa, Vahini menyoroti sejarah panjang India sebagai masyarakat multikultural. Ia berbicara tentang sebuah negara di mana ratusan bahasa digunakan, di mana agama dan tradisi hidup berdampingan dan di mana pluralisme bukanlah sebuah aspirasi melainkan kenyataan hidup.
"Sebagai negara demokrasi terbesar di dunia," ia mengingatkan Dewan, "Konstitusi kita menjunjung tinggi kesetaraan, keadilan dan non-diskriminasi sebagai hak asasi. Etos pluralistik India --- merangkul beragam agama, bahasa dan budaya --- menunjukkan bahwa persatuan dalam keberagaman bukan hanya mungkin, tetapi juga merupakan sumber kekuatan."
Itu adalah pesan yang bergema jauh melampaui batas-batas India: bahwa keberagaman, jika dianut, dapat menjadi landasan bagi perdamaian, alih-alih menjadi sumber konflik.
Menurut Geneva Times, Vahini menguraikan upaya berkelanjutan India untuk memastikan kesetaraan dalam praktik. Inisiatif untuk memberdayakan komunitas terpinggirkan, kebijakan tindakan afirmatif dan kampanye kesadaran mencerminkan komitmen nasional terhadap inklusi. Di saat yang sama, ia menekankan pentingnya mengekang ujaran kebencian dan melindungi ruang digital agar tidak disalahgunakan untuk menyebarkan perpecahan.
Namun, seruannya lebih dari itu. "Perjuangan melawan rasisme," tegasnya, "harus dilancarkan tidak hanya melalui hukum, tetapi juga melalui pendidikan, dialog antarbudaya dan pemberdayaan ekonomi, agar semua komunitas merasa terlindungi, dihargai dan dihormati."
Sebagai negara yang telah berada di garda terdepan dalam perjuangan internasional melawan rasisme dan diskriminasi rasial, India sangat prihatin dengan maraknya kembali rasisme, xenofobia dan eksklusivisme di dunia dalam beberapa tahun terakhir. India memandang rasisme dan diskriminasi rasial sebagai antitesis dari segala hal yang diperjuangkan umat manusia --- kesetaraan, keadilan, perdamaian dan kemajuan, demikian pernyataan Misi Tetap untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.