Para pejabat mengklaim hujan turun "terlalu tiba-tiba" untuk memberikan peringatan dini, padahal Departemen Meteorologi Pakistan telah mengeluarkan peringatan beberapa hari sebelumnya. Masalahnya bukan prediksi, melainkan kelumpuhan. Sistem peringatan memang ada di atas kertas, tetapi runtuh dalam praktiknya, karena tanggung jawab tersebar di antara birokrasi yang saling bersaing. Tragedi Pakistan bukan hanya alami, tetapi juga buatan manusia. Hingga pemerintahan direformasi, lembaga-lembaga dipertanggungjawabkan, dan kesiapsiagaan bencana diprioritaskan di atas anggaran pertahanan dan patronase politik, negara ini akan terus tenggelam, bukan hanya dalam air, tetapi juga dalam disfungsi.
Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI