Oleh Veeramalla Anjaiah
Menteri Dalam Negeri dan Kerjasama India Amit Shah pada tanggal 19 September meluncurkan Margdarshika, sebuah rencana aksi untuk pembentukan dan penguatan 200.000 koperasi pertanian primer multiguna baru, atau MPAC, selain dari serangkaian inisiatif untuk mengantar Revolusi Putih kedua di sektor susu, lapor surat kabar Hindustan Times baru-baru ini.
Rencana tersebut akan menjadi awal dari rencana untuk "Revolusi Putih Kedua". Rencana aksi tersebut sebagian besar akan membina koperasi baru di panchayat yang tidak memiliki koperasi untuk kegiatan pertanian, perikanan dan susu, yang merupakan area prioritas tinggi bagi pemerintah pusat.
Koperasi adalah badan usaha yang semua anggotanya memberikan kontribusi untuk menciptakan dana dan mereka berbagi keuntungan serta kerugian secara merata di antara mereka sendiri. Merek susu terbesar di India, Amul, beroperasi dengan model koperasi. Produsen pupuk terbesar di negara itu, Iffco, dan sejumlah besar bank pedesaan dan perkotaan juga berbasis pada model koperasi.
"Serangkaian inisiatif transformasional telah diambil dalam 100 hari Kementerian Kerjasama," demikian dilaporkan Hindustan Times mengutip pernyataan Shah pada konferensi tingkat nasional.
Industri susu India memasuki era baru pertumbuhan dan inovasi, yang dikenal sebagai Revolusi Putih 2.0.
Menurut surat kabar Newsbomb, sebelum Operasi Banjir, India sangat bergantung pada impor susu bubuk, dan para petani susu menghadapi banyak tantangan, termasuk produktivitas rendah, infrastruktur buruk dan akses pasar terbatas. Model koperasi, yang ditetapkan melalui Badan Pengembangan Susu Nasional (NDDB), merevolusi industri dengan menghubungkan para petani ke pasar terorganisasi, memastikan harga yang wajar dan menyediakan akses ke layanan dokter hewan, pakan serta pendidikan.
Hasilnya sungguh mencengangkan. Pada tahun 1990-an, India berhasil menjadi negara swasembada susu, menyalip Amerika Serikat dan menjadi produsen susu terbesar di dunia.
Gerakan yang dipimpin oleh Dr. Verghese Kurien pada tahun 1970-an melalui program Operasi Banjir, Revolusi Putih pertama menjadikan India sebagai pemimpin global dalam produksi susu, sekaligus memberdayakan jutaan
petani pedesaan, khususnya perempuan.
Revolusi Putih 2.0 mewakili tahap berikutnya dalam perjalanan ini, didorong oleh kebutuhan akan modernisasi, keberlanjutan dan produksi bernilai tambah dalam menghadapi meningkatnya permintaan domestik dan persaingan global.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan demografi India yang terus berlanjut, industri susunya harus berkembang untuk menghadapi tantangan dan peluang baru. Babak baru ini ditandai oleh kemajuan teknologi, peningkatan praktik produksi, pengembangan produk inovatif dan fokus kuat pada keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Kemajuan teknologi dalam peternakan sapi perah: Revolusi Putih 2.0 memberi penekanan kuat pada pengintegrasian teknologi ke dalam setiap aspek peternakan sapi perah.
Menurut Newsbomb, teknologi zaman baru seperti kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (ML), dan Internet of Things ( IoT ) tengah dimanfaatkan untuk meningkatkan pengelolaan peternakan, meningkatkan hasil produksi susu dan memastikan pengendalian mutu yang lebih baik. Selain itu, perbaikan genetik dalam pembiakan sapi tengah diupayakan untuk meningkatkan produksi susu.
Model koperasi, yang menjadi tulang punggung Revolusi Putih yang asli, tetap menjadi inti dari Revolusi Putih 2.0.
Petani kecil dan koperasi terus menjadi urat nadi sektor susu dan memberdayakan mereka melalui akses pasar yang lebih baik, inklusi keuangan serta pengembangan keterampilan sangat penting bagi keberhasilan babak baru ini.
Program dan inisiatif Pemerintah India diluncurkan untuk mendukung petani dalam mengadopsi praktik modern, mengakses kredit dan memperoleh manfaat dari platform digital yang menghubungkan mereka langsung dengan konsumen dan pasar.
NDDB terus memainkan peran penting dalam memastikan bahwa koperasi tetap kompetitif dan dilengkapi dengan alat yang diperlukan untuk berkembang di era baru ini.
Sektor susu India berpotensi menjadi pemain utama di pasar global. Namun, untuk mencapainya, sektor ini harus memenuhi standar kualitas internasional dan beradaptasi dengan tren pasar global.
Revolusi Putih 2.0 berfokus pada peningkatan kualitas produk susu India untuk meningkatkan ekspor.
Amit mengatakan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi telah membentuk kementerian terpisah untuk koperasi guna "memberikan kelahiran kembali bagi sektor koperasi di semua desa dan distrik". Pemerintah memberikan dorongan baru bagi ekonomi pedesaan melalui koperasi, katanya.
Untuk memastikan pembentukan koperasi baru yang efektif, rencana aksi Margdarshika telah disiapkan oleh kementerian kerja sama dengan Nabard, bank pembangunan pedesaan milik negara dan Dewan Pengembangan Susu Nasional.
Prakarsa "Revolusi Putih 2.0" bertujuan untuk memperluas cakupan koperasi agar mencakup lebih banyak perusahaan susu. Menurut proyeksi pemerintah, koperasi susu akan memperoleh 100 juta kilogram susu per hari pada akhir tahun kelima prakarsa tersebut. Hal ini akan meningkatkan mata pencaharian produsen pedesaan secara signifikan, ujar Shah.
"Sebagian besar perempuan berkecimpung di sektor susu, dengan beberapa di antaranya menghasilkan bisnis senilai 60.000 crore di Gujarat saja. Inisiatif baru ini akan difokuskan pada pemberdayaan perempuan dan lebih jauh memperkuat perjuangan melawan kekurangan gizi," tutur Shah.
Rencana tersebut akan memanfaatkan manfaat program yang ada, termasuk Dana Pengembangan Infrastruktur dan Pengolahan Susu (DIDF), Program Nasional Pengembangan Susu (NPDD), serta skema yang diusulkan NPDD 2.0 dari Departemen Peternakan & Perah untuk mencapai tujuannya.
Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan 70.000 koperasi serba usaha baru dalam lima tahun ke depan, yang terdiri dari 22.752 koperasi pada tahun 2026; 47.248 koperasi di 2029; dan 56.500 koperasi pada sisa periode yang ada.
Ada juga melancarkan peluncuran secara nasional Kartu Kredit Kisan RuPay untuk petani susu dan pemasangan ATM mikro di koperasi susu.
Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI