Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Droupadi Murmu: Seorang Wanita Suku yang Menjadi Presiden India

28 Juli 2022   17:47 Diperbarui: 1 Agustus 2022   03:00 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri India, Narendra Modi (kiri) memberikan selamat kepada Presiden India yang baru terpilih, Droupadi Murmu (kanan). Sumber: Dokumentasi Narendra Modi via Kompas.com

Oleh Veeramalla Anjaiah

Dengan 1,41 miliar penduduknya, India, sebuah republik seperti Indonesia, adalah negara demokrasi terbesar di dunia. Republik India memiliki seorang presiden baru pada tanggal 25 Juli.

Untuk pertama kalinya dalam 72 tahun sejarah Republik India, seorang wanita suku dari negara bagian Odisha dilantik sebagai presiden India ke-15 pada 25 Juli lalu. Ia tidak lain adalah Droupadi Murmu dari desa Uparbeda, distrik Mayurbhanj di Odisha.

Nama asli Murmu adalah Puti Tudu. Guru sekolahnya telah mengubah namanya menjadi Droupadi.

Ia lahir pada tanggal 20 Juni 1958 di suku Santhal, salah satu suku yang paling terbelakang di India. Santhal termasuk dalam daftar Suku Terdaftar (ST), yang memiliki reservasi khusus dalam pendidikan dan pekerjaan karena keterbelakangan mereka.

Murmu juga merupakan Presiden India termuda dan wanita kedua yang menduduki posisi nomor satu negaranya. Wanita Presiden India sebelumnya adalah Pratibha Patil (2007 hingga 2012).

Hal menarik lainnya tentang Murmu adalah bahwa ia adalah Presiden pertama yang lahir setelah kemerdekaan negara tersebut pada tahun 1947. Beliau juga merupakan orang pertama dari negara bagian Odisha yang memegang posisi tertinggi di negaranya.

Presiden India adalah warga negara pertama (First Citizen) dan Panglima Tertinggi dari Angkatan Bersenjata India.

Meskipun kekuasaan Presiden India terbatas, seorang Presiden memiliki peran kunci selama krisis politik, seperti ketika pemilihan umum tidak meyakinkan atau parlemen menggantung, dengan memutuskan partai mana yang berada dalam posisi terbaik untuk membentuk pemerintahan. Di India, perdana menteri memegang semua kekuasaan eksekutif.

Presiden India yang baru Droupadi Murmu (kanan) diambil sumpahnya baru-baru ini di New Delhi. | Sumber: ANI/via Gulf News
Presiden India yang baru Droupadi Murmu (kanan) diambil sumpahnya baru-baru ini di New Delhi. | Sumber: ANI/via Gulf News

Sebagai Presiden, tugas utama Murmu adalah melestarikan, melindungi dan membela konstitusi serta hukum India sesuai Pasal 60 dari Konstitusi. Meski Presiden mengangkat Ketua Hakim India dan hakim-hakim lainnya atas saran Ketua Hakim, Murmu dapat memberhentikan seorang hakim dengan dua pertiga suara dari dua Dewan Parlemen.

Murmu lulus dari Universitas Wanita Ramadevi di Bhubaneswar. Dari tahun 1979 hingga 1983, ia bekerja sebagai pegawai di departemen irigasi Pemerintah Odisha. Ia kemudian bekerja sebagai guru di Pusat Pendidikan Integral Sri Aurobindo, Rairangpur dan mengajar bahasa Hindi, Odia, matematika dan geografi dari tahun 1983 hingga 1997.

Beliau menikah dengan Shyam Charan Murmu, seorang bankir, pada tahun 1980. Mereka dikaruniai dua putra dan seorang putri. Antara tahun 2010 hingga 2014, ia kehilangan tiga anggota keluarganya yang dicintai. Putra pertama meninggal pada tahun 2010 dalam kondisi misterius, putra kedua meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 2013. Suaminya meninggal pada tahun 2014 karena serangan jantung.

Murmu adalah anggota gerakan spiritual Brahma Kumaris.

Karir politik

Murmu bergabung dengan partai yang saat ini berkuasa, Bharatiya Janata Party (BJP), pada tahun 1997, yang kemudian mengubah hidupnya sepenuhnya. Ia memulai karirnya sebagai anggota dewan di Rairangpur Nagar Panchayat. Baik ayah maupun kakeknya adalah sarpanches (kepala desa) di bawah Panchayat Raj.

Beliau terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Odisha, setara dengan DPRD di Indonesia, dari daerah pemilihan Rairangpur pada tahun 2000 dan terpilih kembali pada tahun 2004. Antara tahun 2000 hingga 2004, ia diangkat sebagai menteri negara dua kali.

Pada tahun 2007, Murmu menerima Penghargaan Nilkantha yang bergengsi sebagai MLA (anggota dewan legislatif) terbaik.

Pada tahun 2009, beliau ikut serta dalam pemilihan Parlemen dari BJP tetapi ia kalah.

Kemudian titik balik terbesarnya datang pada tahun 2015 ketika beliau diangkat sebagai Gubernur Jharkhand. Murmu adalah Gubernur wanita pertama negara bagian Jharkhand. Ia menyelesaikan masa jabatannya pada tahun 2021.

Menurut beberapa laporan, nama Murmu dipertimbangkan untuk jabatan Presiden pada pemilihan presiden 2017. Tetapi BJP menominasikan Ramnath Kovind sebagai politisi BJP dari komunitas Dalith (kasta terendah di bawah sistem kasta India) pada tahun 2017 dan ia memenangkan pemilihan tersebut. Beliau berasal dari Uttar Pradesh, negara bagian terbesar di India, yang berpenduduk 229 juta orang.

Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) memberikan karangan bunga kepada Presiden baru India Droupadi Murmu. | Sumber: ANI/via Gulf News
Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) memberikan karangan bunga kepada Presiden baru India Droupadi Murmu. | Sumber: ANI/via Gulf News

Pada bulan Juni 2022, BJP menominasikan Murmu sebagai kandidat Aliansi Demokratik Nasional (NDA) untuk pemilihan presiden. Lawannya adalah Yashwant Sinha, mantan politisi BJP dan sekarang menjadi kritikus Perdana Menteri Narendra Modi. Partai oposisi mendukung Sinha dalam pemilihan presiden.

Pencalonan Murmu dipandang sebagai penjangkauan BJP ke 110 juta komunitas suku India, yang terdiri dari sekitar 9 persen dari 1,41 miliar penduduknya. Orang-orang suku kebanyakan tinggal di negara bagian Odisha, Madhya Pradesh, Chhattisgarh, Jharkhand dan Nagaland.

"BJP ingin mengimbangi anti-pejabat [persepsi] dalam 10 tahun terakhir pada tahun 2024, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mencari basis suara baru," kata kolumnis politik Neerja Choudhary kepada Reuters.

Dengan pandangan yang serupa, seorang jurnalis India mengatakan pencalonan Murmu adalah bagian dari strategi besar Modi.

"Kebutuhan elektoral strategis partainya untuk mengidentifikasi secara dekat dengan pemilih suku memiliki sinergi sempurna dengan salah satu prioritas negara yang paling mendesak --- untuk membawa komunitas suku ke arus utama India," tulis Sheela Bhatt, seorang jurnalis senior India, di Gulf News baru-baru ini.

Tidak seperti Presiden kita, Presiden India dipilih secara tidak langsung. Artinya, tidak ada pemungutan suara langsung.

Menurut harian berbahasa Inggris The Hindu, Presiden India dipilih oleh sebuah kolese elektoral (electoral college).

Kolese elektoral adalah kumpulan pemilih yang terdiri dari anggota terpilih dari dua lembaga Parlemen dan majelis legislatif dari semua Negara Bagian.

Setiap nilai suara berbeda. Setiap suara anggota parlemen membawa nilai suara tetap 700.

Namun dalam kasus MLA, nilai suara dihitung berdasarkan jumlah penduduk Negara Bagian, yang berbeda antara satu Negara Bagian dengan Negara Bagian lainnya.

Untuk memenangkan pemilu, seorang calon harus mengamankan kuota, setengah dari total suara dari kolese elektoral ditambah satu.

Murmu memenangkan pemilihan dengan 64 persen suara dan menjadi Presiden India. Banyak pemilih dari partai oposisi memilih Murmu dengan menentang garis partai mereka.

Perdana Menteri Modi mengucapkan selamat kepadanya dalam sebuah tweet.

"Seorang putri India yang berasal dari komunitas suku yang lahir di bagian terpencil India timur telah terpilih sebagai Presiden kita!" Modi mengatakan dalam sebuah pesan di Twitter.

Banyak pemimpin dunia, termasuk Presiden China Xi Jinping, memberikan selamat kepada Murmu.

"Pemilihan Murmu sebagai Presiden India tidak hanya tepat tetapi juga sudah lama tertunda. Proses seleksi dan pemilihan Presiden sekali lagi menunjukkan keindahan demokrasi India dan juga garis-garis patahannya," komentar Bhatt.

"Hari ini sejarah sedang dibuat karena India akhirnya memiliki Nyonya Presiden Droupadi Murmu, seorang wanita suku yang nenek moyangnya tinggal di hutan sejak dahulu kala, di Bukit Raisina, New Delhi --- pusat kekuasaan India."

Negara bagian Murmu Odisha (sebelumnya Orissa) memiliki hubungan khusus dengan Indonesia.

Apakah Anda ingat seseorang bernama Biju Patnaik? Biju, seorang pilot hebat dan pahlawan kemerdekaan India, berasal dari Odisha. Ia adalah teman baik Indonesia yang mempertaruhkan nyawanya untuk menerbangkan para pemimpin revolusioner kita seperti Sukarno dan Sutan Sjahrir dengan pesawat Douglas C-47-nya dari blokade Belanda dari Indonesia ke India pada bulan Juli 1947.

Biju pernah dianugerahi Bintang Boemi Poetra oleh pemerintah Indonesia dan warga negara kehormatan dari Pemerintah. Tidak hanya itu, dalam rangka perayaan 50 tahun RI merdeka, Biju juga dianugrahi Bintang Jasa Utama.

Pada tahun 1947, Sukarno meminta bantuan Biju dalam menamai putrinya yang baru lahir pada tahun 1947. Bijulah yang menyarankan nama Megawati untuk putri Sukarno. Ia tidak lain adalah Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia.

Ada yang unik dari India yang demokratis.

Meskipun India menjadi negara merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947, India bukanlah sebuah republik sampai 26 Januari 1950. Antara tahun 1947 hingga 1950, India disebut sebagai Persatuan India atau Dominion of India di Persemakmuran Bangsa-Bangsa Inggris. India saat itu tidak memiliki presiden tetapi memiliki Gubernur Jenderal. Pada tanggal 26 Januari 1950, India secara resmi menjadi Republik India setelah mengadopsi konstitusi barunya.

Presiden pertama India adalah Rajendra Prasad (dari 1950 hingga 1962). Meskipun mayoritas orang di India beragama Hindu, minoritas diberi kesempatan yang sama untuk memegang posisi tinggi.

Misalnya, tiga orang Muslim India terpilih sebagai Presiden India. Mereka adalah Dr. Zakir Hussain (1967 hingga 1969), Fakhruddin Ali Ahmed (1974 hingga 1977) dan Dr. APJ Abdul Kalam (2002 hingga 2007).

Kalam, seorang bujang seumur hidup, biasa menjual koran selama masa sekolahnya dan kemudian menjadi ilmuwan rudal terkemuka hingga akhirnya menjadi presiden India.

Giani Zail Singh, seorang Sikh, memegang jabatan Presiden dari tahun 1982 hingga 1987.

Tidak hanya itu, seorang Sikh lainya yaitu Dr. Man Mohan Singh, seorang ekonom terkemuka, menjabat sebagai Perdana Menteri dari tahun 2004 hingga 2014.

Terpilihnya seorang wanita dari komunitas suku sebagai Presiden India akan memotivasi jutaan wanita untuk bekerja keras mencapai posisi puncak di negara mereka.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun