Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tidak Ada Makanan, Obat-obatan dan Keamanan: Afghanistan Lebih Menderita di Bawah Rezim Teror Taliban

29 April 2022   12:09 Diperbarui: 29 April 2022   13:06 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dan anaknya sedang mengalami masalah kelaparan di Afghanistan. | Sumber: World Food Programme

Mayoritas Hazara adalah Muslim Syiah. Mereka adalah minoritas menurut etnis dan agama di Afghanistan.

Pada tanggal 8 Mei 2021, terjadi serangan teror di luar gedung sekolah perempuan Syed Ali-Syahda di Kabul, yang menewaskan 85 orang, kebanyakan anak-anak sekolah perempuan. Pada 12 Mei 2020, tiga pria bersenjata menyerang sebuah rumah sakit bersalin di lingkungan Hazara dan menewaskan 24 ibu, bayi baru lahir dan staf medis. Ada begitu banyak serangan serupa di pemukiman Hazara di masa lalu.

Serangan bom di wilayah Shia di Kabul. Dua puluh tujuh pelajar jadi korban  dalam serangan ini. | Sumber: Iran Press
Serangan bom di wilayah Shia di Kabul. Dua puluh tujuh pelajar jadi korban  dalam serangan ini. | Sumber: Iran Press

Tidak ada agama, termasuk Islam, yang akan mentolerir pembunuhan anak sekolah, pasien rumah sakit, bayi dan staf medis. Serangan terbaru terjadi di sekolah anak laki-laki pada tanggal 19 April 2022 di lingkungan Hazara di Kabul. Enam orang tewas dalam serangan ini. Banyak dari serangan terhadap Hazara ini dilakukan oleh Taliban atau ISKP.

"Serangan tercela di sekolah-sekolah ini menyoroti kekerasan yang terus dihadapi orang Afghanistan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini juga menunjukkan bahwa Taliban, sebagai otoritas de facto, gagal melindungi warga sipil, terutama dari kelompok etnis serta agama minoritas, dari bahaya," kata Amnesty International dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.

Hak perempuan

Sebelum berkuasa, Taliban berjanji akan melindungi hak-hak perempuan dan mendukung pendidikan mereka.

Sebagian besar sekolah menengah untuk anak perempuan ditutup di Afghanistan setelah bulan Agustus 2021 dan perempuan dilarang bekerja di sebagian besar pekerjaan pemerintah dan banyak bidang lainnya. Tidak ada wanita yang diangkat di dalam Kabinet. Pegawai perempuan tidak diperbolehkan untuk kembali bekerja di kantor-kantor pemerintah.

Para pemimpin Taliban mengabaikan fakta dasar bahwa Islam lebih mementingkan perolehan pengetahuan sebagai hak semua Muslim. Menolak akses pendidikan terhadap perempuan bertentangan dengan ajaran Islam.

Pada bulan September, Taliban menghapus Kementerian Urusan Perempuan dan mengalokasikan gedungnya untuk Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Perempuan Afghanistan menjadi sasaran terorisme dan diskriminasi Taliban yang berorientasi pada laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun