Pada tahun 1900-an, menurut Gabbard, umat Hindu merupakan 33 persen dari populasi Bangladesh. Saat ini jumlahnya hanya 8.5 persen. Demikian pula, hal itu terjadi pada semua agama minoritas lainnya.
Sejak lahir pada tahun 1947, Pakistan telah menjadi masalah bagi banyak negara di Asia Selatan. Pakistan dan militernya telah menciptakan monster teror Taliban pada tahun 1994 di Afghanistan dan mengubah negara itu menjadi neraka buatan manusia. Taliban membunuh ribuan orang Afghanistan selama beberapa tahun ini.
Pakistan, yang berperang dengan India untuk empat kali dan selalu kalah dari mereka, telah memberikan uang, pelatihan dan senjata kepada kelompok teror dan separatis untuk meluncurkan serangan pada India dan wilayah Jammu dan Kashmir.
Pakistan, yang rakyatnya miskin tetapi memiliki senjata nuklir, mendukung kelompok radikal di Bangladesh untuk menimbulkan masalah bagi pemerintah di sana.
Kita harus waspada terhadap radikal agama dan teroris, yang menerima dana, senjata dan materi lainnya dari negara-negara nakal. Kelompok-kelompok ini salah menafsirkan agama dan membunuh orang yang tidak bersalah.
Presiden kita Joko Widodo benar mengatakan baru-baru ini bahwa teroris bukan milik agama apapun. Semua agama mengajarkan kerukunan, toleransi, hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati, bukan kebencian dan kekerasan.
Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.