Semua aktivitas China ini membawa nama buruk bagi turis China di banyak negara.
Sekarang China telah menggunakan pariwisata sebagai alat untuk mencapai tujuan kebijakan luar negerinya. Pemerintah China secara informal atau tidak langsung mengontrol operator tur untuk memperlambat arus turis China ke negara yang ditargetkan.
Karena perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan China, jumlah turis China ke AS telah menurun secara signifikan. Pemimpin pro-demokrasi Tsai Ing-wen menjadi Presiden Taiwan pada tahun 2016, pendapatan dari turis China daratan telah menurun secara signifikan. Hal yang sama terjadi di Korea Selatan, ketika Seoul mengerahkan sistem pertahanan anti-rudal THAAD produksi AS di tahun 2016. Filipina juga mengalami nasib serupa setelah bentrok dengan China terkait Scarbourough Shoal di Laut China Selatan pada tahun 2012.
Indonesia, semua negara Asia Selatan dan Tenggara lainnya harus selalu berhati-hati tentang investasi, perdagangan dan pariwisata China. Ketiga kegiatan ekonomi ini harus saling menguntungkan baik bagi China maupun semua negara ini. Industri pariwisata adalah sektor ekonomi yang vital, yang menyediakan roti dan mentega bagi jutaan orang. Ini tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan satu negara.
Penulis adalah seorang wartawan senior tinggal di Jakarta.