Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PPKM Darurat di Indonesia, Efektif atau malah Blunder?

15 Juli 2021   08:15 Diperbarui: 15 Juli 2021   20:39 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://money.kompas.com/read/2021/07/10/092118826/ppkm-adalah-singkatan-dari-perberlakukan-pembatasan-kegiatan

Setelah gegap gempita Lionel Messi meraih gelar perdana bagi negaranya, Argentina, serta Italia yang mampu merengkuh gelar UEFA Euro 2020 di kandang Timnas Inggris, Wembley Stadium, saat ini sedang booming mengenai PPKM darurat. Ya, PPKM darurat adalah singkatan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. PPKM berlaku mulai tanggal 3 Juli dan akan berakhir pada 20 Juli 2021, namun, ada wacana untuk diperpanjang karena kasus Covid-19 di Tanah Air masih begitu masif dan ganas. 

PPKM darurat bertujuan untuk 'menghambat' mobilitas dan akses masyarakat yang hendak menuju dan dari suatu tempat ke tempat lainnya, entah itu untuk tamasya, bekerja, atau pun untuk keperluan lain. Banyak sekali titik jalan yang ditutup selama PPKM darurat ini dilaksanakan yang lagi-lagi tujuannya adalah untuk membatasi dan menghambat akses masyarakat, agar dapat mengoptimalkan program "dirumahaja, #WFH #kerjadirumah, #ibadahdirumah, dan hastag-hastag lainnya. Namun, informasi tambahan, ada catatan khusus untuk sektor pekerja, tidak semua sektor pekerjaan ditutup total selama PPKM darurat ini. Sektor-sektor esensial seperti sektor keuangan seperti bank, pegadaian, asuransi, kemudian sektor makanan pokok, dan sektor bahan bakar serta beberapa sektor esensial lainnya diperbolehkan untuk bekerja namun tetap dengan protokol kesehatan yang bisa dibilang harus ekstra ketat. 

Penulis secara pribadi sangat mendukung program ini, PPKM darurat, membatasi mobilitas, memaksa pekerja sektor non esensial untuk WFH, mengurangi kerumunan, sehingga penyebaran Covid-19 pun dapat ditekan dan Indonesia bisa segera pulih dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi yang telah berlangsung setahun lebih ini. Namun, penulis juga takut akan beberapa hal yang mungkin saja terjadi dan beberapa sudah terjadi sampai saat ini.

Misalkan saja, ketika penutupan dan penyekatan jalan dilakukan di beberapa titik di Ibukota Jakarta, disini timbul masalah yaitu kemacetan. Entah itu akses yang dipersempit atau pun jalan yang ditutup, mengharuskan para pengendara yang ingin melintas dipaksa putar balik, menyebabkan kemacetan dan lambatnya arus lalulintas disekitar titik penutupan. Tidak hanya di satu titik, tapi hampir di tiap titik penutupan atau penyempitan itu terjadi kemacetan. membuat suasana lingkungan sekitar menjadi agak semerawut kelihatannya. 

Kemudian, beberapa penjual makanan dan minuman dijalanan, sebelumnya izinkan saya berpendapat bahwa memang mereka seringkali dikerumuni oleh orang-orang yang lewat yang hendak membeli atau pun bersantai didekatnya, dan itu menyebabkan kerumunan, sementara kerumunan tidak diperbolehkan, namun, sayang amat disayang, betapa kasihan penulis melihat para pedagang yang sedang laris manis mesti diusir, entah pembeli atau pun penjualnya diusir agar tidak menimbulkan kerumunan. Alhasil, para pedagang kehilangan konsumen yang artinya kehilangan uang mereka. 

Jam malam diberlakukan, para pedagang, sebut saja yang biasa penulis beli, seperti penjual sate, penjual nasi goreng, mie tektek, dan makanan lainnya diharuskan membatasi kegiatan mereka. Tidak boleh makan ditempat, itu benar dan penulis setuju adanya, namun ada beberapa titik yang dipaksa tutup total karena dianggap melanggar PPKM darurat. Ini bukan soal dagangan mereka, bukan soal nasi goreng mereka, namun ini mengenai keluarga para pedagang. Ya, termasuk para penjual kopi keliling dan gorengan tadi, sebagian besar dari mereka penulis oikir hanya berjualan untuk kebutuhan makan dan hidup dihari itu dan esok hari saja. Apabila mereka tidak berjualan? bagaimana nasib mereka? maksud penulis, bagaimana nasib keluarga mereka yang bergantung pada dagangan tersebut? 

Penulis tidak bermaksud tidak setuju dengan PPKM darurat, penulis tidak bermaksud menentang PPKM darurat, justru penulis sangat setuju PPKM darurat dilakukan, namun, mesti ada kebijakan dan tindakan yang persuasif, sosialisasi serta cara yang baik dalam melaksanakan PPKM darurat. Saat ini sudah cukup baik pelaksanaannya namun terasa belum maksimal. Banyak yang dirugikan, banyak yang mesti menutup dagangannya, banyak yang pekerja sektor esensial yang akhirnya telat kerja juga karena terjebak macet, dan sebagainya. 

Penutupan restoran, tempat kerja sektor non esensial dan mall sepertinya sudah cukup tanpa harus menutup jalan dan juga menutup dagangan orang. Diimbau untuk tidak berkerumun itu mesti tetap dilakukan, patroli prokes juga harus tetap dioptimalkan, edukasi dan imbauan untuk menjalankan prokes dan hidup bersih juga mesti dilakukan. 

Saat ini, yang terpenting dan amat sangat penting adalah mari kita masing-masing menjaga diri sendiri dengan protokol kesehatan yang benar dan optimal, jangan sampai lengah, Covid19 sudah sangat dekat di lingkungan kita, percayalah. Bagi yang masih dan harus bekerja di luar, mari jaga diri masing-masing dengan baik. Bagi para pedagang, dan para pekerja di lapangan, tetap semangatr, dan jaga serta patuhi imbauan pemerintah juga. Bagi para petugas yang ditugaskan mengawal dan melakukan PPKM darurat ini juga tetap semangat, Indonesia butuh kalian untuk menjaga sittuasi dan kondisi yang amat sangat menakutkan ini. Kita harus percaya bahwa virus ini dapat kita kalahkan, tentu dengan cara yang benar dan tepat. Penulis mengucapkan pesan yang paling spesial spesial ini untuk para tenaga kesehatan dan medis yang semenjak awal Covid19 tidak henti-hentinya berjuang menyembuhkan dan memulihkan masyarakatyang terkena bahkan hingga mempertaruhkan nyawanya di medan perang melawan Covid19.

Kawan-kawan, tetap jaga kesehatan ya, tetap mematuhi imbauan, tetap jalankan protokol kesehatan secara maksimal, kita harus yakin kita akan dan pasti menang melawan Covid19. Indonesia Bangkit, Indonesia Maju!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun