Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

74 Tahun Kemerdekaan RI, Bangsa Kita Makin Dewasa

11 Agustus 2019   22:21 Diperbarui: 11 Agustus 2019   22:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Prabowo bertemu di MRT (sumber foto : https://news.okezone.com/read/2019/07/14/605/2078660/mengulik-makna-lokasi-pertemuan-prabowo-dan-jokowi-di-mrt)

Panasnya suhu perpolitikan dalam negeri dalam kurun waktu setahun terakhir merujuk pada gelaran pemilihan presiden dan legislatif 2019 menyebabkan terjadinya perpecahan diberbagai tingkatan masyarakat. Saling lontar hujatan dan kritik diantara elit partai politik, hingga terdengar kabar terdapat keluarga-keluarga yang pecah dan ribut karena perbedaan pandangan politik, menjadi informasi yang membuat sebagian dari kita bingung. Sampai seperti itukah politik memengaruhi kehidupan kita.

Tanggal 17 April menjadi hari penentuan, pusat dari keriuhan, kemeriahan, hingga keributan yang terjadi selama ini. Pemilu digelar, dan apa yang terjadi? Kondisi bangsa kita aman dan damai, walau terdapat intrik-intrik yang tetap terjadi. Namun dapat disimpulkan bahwa bangsa kita telah melakukan  pesta demokrasi yang indah, yaitu pemilu yang damai tanpa kekerasan.

Namun sayang, kejadian tanggal 21 dan 22 Mei 2019 mencoreng kemeriahan dan keindahan pesta demokrasi bangsa ini. Setelah KPU menetapkan pasangan Jokowi -- KH. Maruf Amin menjadi pemenang pilpres, sekaligus secara sah akan menahkodai bangsa ini periode 2019-2024, terdapat ketidakpuasan dari kalangan tertentu yang menyebabkan pecahnya keributan dan kerusuhan hingga timbul korban luka, bahkan korban tewas. Menyedihkan dan sekali lagi hal tersebut mencoreng nama baik Indonesia dalam hal demokrasi dan kerukunan.

Walau melakukan gugatan, kubu Prabowo Sandi tetap dinyatakan kalah karena gugatan mereka ditolak Mahkamah Konstitusi dan tetap menyatakan Jokowi -- Maruf Amin menjadi presiden dan wakil presiden. Selepas peristiwa-peristiwa yang menegangkan tersebut, kemudian mulailah terjadi 'penyiraman' yang meneduhkan situasi perpolitikan bangsa ini. Dimulai dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang semula mendukung kubu Prabowo dalam pilpres, kemudian perlahan membangun relasi dan komunikasi dengan Jokowi, dimana beliau beberapa kali mendatangi istana kepresidenan. Kemudian, pertemuan yang lebih 'mengademkan' suasana adalah ketika Jokowi dan Prabowo untuk pertama kalinya pasca-pilpres bertemu di MRT, hingga makan bareng. Sampai muncul pernyataan, "sudah tidak ada lagi 01 atau 02, adanya persatuan Indonesia." Pertemuan Prabowo dan ketua umum PDIP, Megawati beberapa waktu lalu pun lagi-lagi membuat hati kita sejuk melihatnya. Yang terakhir, kongres PDIP di Bali yang dihadiri Prabowo menunjukan bahwa sudah tidak ada lagi menang kalah pilpres kemarin.

Terlepas dari komunikasi koalisi, minta jatah dan lain sebagainya, tujuan akhir semua yang dilakukan elit partai tersebut adalah semata untuk membangun silaturahmi dan menyejukan suasana di tengah masyarakat, serta berdiskusi demi kepentingan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Semuanya adalah putra-putri terbaik yang bangsa ini pernah miliki dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Di usia ke-74 tahun, kiranya Bangsa Indonesia boleh makin dipandang dunia. Ya, teknologi kita mungkin masih kalah dengan negara lain. Ya, mungkin perekonomian kita masih dengan susah payah dikayuh untuk mengejar dan menyamai kondisi perekonomian bangsa lain. Namun, satu hal yang bangsa ini miliki dan tidak tentu bangsa lain punya, yaitu Kebhinekaan Tunggal Ika yang menjadi dasar kehidupan bangsa ini. Bersama dengan Pancasila yang begitu luar biasa memimpin bangsa ini hingga berusia 74 tahun ditahun ini. Seperti komitmen Jokowi di periode keduanya ini, yaitu setelah periode pertamanya membangun infrastruktur bangsa di keseluruhan wilayah NKRI, sekarang menurut beliau, waktunya membangun sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki daya saing secara global. pastinya baik itu dari segi intelektual, mental, serta moral.

Kiranya, seluruh lapisan masyarakat Indonesia terus menjunjung tinggi toleransi, menghargai keberagaman dan perbedaan, memandangnya sebagai sebuah hal yang saling mengisi dan melengkapi. Layaknya pelangi yang terdiri dari berbagai warna supaya Indah, begitulah bangsa ini diciptakan dengan segala perbedaan yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun