Mohon tunggu...
An
An Mohon Tunggu... Freelancer - Welcome to my site!

Just an ordinary girl who poured stories, trips, inspiration in writing. Happy reading! and don't forget to follow me. thankyou!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sudahkah Anda menjadi Penonton yang Cerdas?

25 November 2016   22:59 Diperbarui: 21 Desember 2016   17:56 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada diskusi kali ini, saya akan mengulas tentang Penonton Cerdas. Rata-rata penonton film di Indonesia adalah usia remaja dan dewasa; pelajar dan mahasiswa. Dan kebanyakan mereka lebih memilih genre percintaan dibanding dengan film edukasi. Selera penonton yang cenderung fluktuatif ini perlu diberi pengarahan agar mereka bisa mendapat knowledge yang lebih mempertajam wawasannya sehingga itu dapat menunjukkan rasa kecintannya terhadap film produksi lokal.

Jika ditanya, "Sudahkah masyarakat Indonesia menjadi penonton yang cerdas?"

Maka jawabannya adalah, 'YA'

Cerdas juga perlu dibantu dari banyak hal, selain untuk hiburan, penonton juga diajak untuk bisa mengetahui wawasannya dan sebisa mungkin penonton harus mengetahui dan membaca hingga akhir dan  bisa memilih film mana yang harus di tonton. Beberapa penonton hanya menilai film sebagai pemuas hiburan saja, sehingga selepas mereka menontonnya mereka tidak mendapatkan inti dari film itu sendiri. Meskipun terkadang mereka tidak mengerti apa yang sedang mereka tonton hanya karena sebuah film yang sedang banyak ditonton oleh banyak orang.

Mengapa masyarakat Indonesia cenderung menonton film asing? padahal film Indonesia tak kalah seru...

Menurut sudut pandang Mba Tika; orang yang memiliki habbit menonton sejak usia tk. Dia mengatakan bahwa rata-rata pemikiranyn masyarakat Indonesia beranggapan bahwa film-film Indonesia itu ceritanya sudah bisa ditebak, alurnya selalu sama; dari tahun ke tahun, dan tidak ada lisensi filmnya. Kebanyakan dari mereka lebih menyukai  film asing karena menurut mereka film asing dapat memicu tingkat penasaran yang tinggi, padahal film tersebut akan tayang pada satu tahun yang akan datang. Kendati demikian ada beberapa film Indonesia yang patut di apresiasi, seperti Laskar Pelangi, Nagabonar jadi 2, Habibie, dst... film-film yang beredukasi tinggi seperti itulah yang seharusnya kita pilih bukan film yang hanya keren pada saat promosi dan posternya saja.

Hal ini perlu disadari bahwa tidak mudah melakukan pembuatan film sekaligus. Indonesia adalah negara yang memiliki populasi penduduk yang banyak sehingga akan lebih baik jika

masyarakat Indonesia menyumbang dan mengapresiasi karya film lokal. Karena pada dasarnya habbit seseorang adalah menonton. Jadi bijaklah dalam menjadi penonton yang cerdas.

Dan marilah bersama-sama membangun karya film Indonesia agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah Perfilman di negaranya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun