Mohon tunggu...
anita russian
anita russian Mohon Tunggu... Lainnya - Makhluk

Cari duit, secukupnya. Berbagi, jangan lupa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Kabar Pendukung Garis Keras?

25 Desember 2020   23:29 Diperbarui: 26 Desember 2020   12:32 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pemilu kerap menjadi pemicu debat tiada henti. Apalagi kalau bukan untuk membela masing-masing calon pilihannya. Alhasil, debat kusir antar calon pendukung pun tak jarang ditemui. Bahkan apabila perbincangan kian panas, hubungan antar saudara dan pertemanan bisa meradang hingga renggang. Padahal kalau dipikir-pikir, bertemu saja jarang. Namun sekalinya menyapa, ujungnya justru bertengkar. Menyedihkan.

Tak hanya di dunia nyata. Dunia maya pun turut diramaikan oleh perseteruan antar suporter. Ditambah lagi pemakaian media sosial yang digunakan tanpa pikir panjang menjadi ladang perpecahan. Main asal kirim tanpa mengetahui benar tidaknya konten yang dibagikan. Terpenting asa tersalurkan.

Parahnya jika isi yang disampaikan berupa hujatan, kejelekan, ataupun beragam hasutan tentang lawan yang diusungnya sampai ke laman mereka yang kontra. Ditambah lagi sumpah serapah yang dikemas dalam balutan doa. Sungguh miris. Doa yang mestinya dihiasi dengan perkataan indah, penuh harap, kasih dan sebagainya, justru berbalik arah. Entah haluan mana yang diikutinya. Akibatnya, saling hujat tak berujung kian ramai memenuhi kolom komentar.

Untungnya, ada saja di antara pengguna media sosial yang berupaya menengahkan. Meski tak berhasil memisahkan, paling tidak ada angin segar yang membuat suasana sedikit tenang. Namun alih-alih didengar, malah justru ikut kesambar. Mengerikan bukan?

Walau ada baiknya kita menutupi kekurangan dan memperlihatan kelebihan seseorang. Tapi jika berlebihan, akan muak juga. Kalau salah saja tetap dibela, apalagi ada benarnya, tentu akan diperjuangkan sepenuh jiwa, sekuat tenaga agar sanggahannya diterima. Padahal mereka yang diusung terlihat santai di dalam ruangan. Emosi yang terkadang muncul tak memperlihatkan urat yang tegang. Saat para kontestan bertemu pun, tetap mampu menguasai permainan. Senyum, sapa, salam, selalu diperlihatkan. Nah, mestinya sebagai pendukung bisa mengikuti apa yang dilakukan pemimpin idamannya. Memang terkadang orang luar lebih merasa, seolah-olah mereka yang akan rugi apabila pilihannya kalah dan paling mujur jika menang dalam sebuah kontestasi.

Untunglah sudah berlalu. Kini semua dapat porsi. Peranannya pun diharapkan teruji. Doa jelata pun tertuang, semoga tercipta integrasi yang murni. Bukan semata soal hasrat posisi. Namun, aku penasaran dengan para pendukung garis keras. Masihkah belum puas?

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun