Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspadai Dakwah Bodong di Internet

13 Juni 2019   11:51 Diperbarui: 13 Juni 2019   11:56 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama lima tahun terakhir ini kita sering berjumpa anak-anak muda yang intoleran; agresif terhadap kelompok-kelompok lain yang berbeda. Sedikit menarik diri dari pembauran dengan berbagai ragam kalangan karena lebih suka berkumpul dengan orang yang dari kalangan yang sama.

Mereka juga terlihat amat sering mengakses teknologi melalui media sosial. Melalui instrument itulah mereka mempelajari hal-hal yang mungkin tidak ditemukan di sekelilingnya seperti merakit bom, cara merusak atau menghancurkan sesuatu. Dengan cara-cara yang sudah tertulis mereka belajar dan mewujudkan keinginannya seperti membuat bom yang bisa membahayakan dirinya maupun orang lain seperti yang kita lihat pada pemuda yang terluka karena percobaan bom bunuh diri yang diledakkan di dekat pos polisi.

Ini fenomena yang tidak menyenangkan dan sepertinya memang harus menjadi concern banyak orang atau pihak mengingat apa yang diniatkan dan dilakukan itu berbahaya bagi orang lain. Itu juga merupakan tanda bahwa banyak pihak harus lebih waspada terhadap apa yang dilihat orang di internet, entah oleh anak, kerabat, tetangga bahkan orang lain yang mungkin tidak kita kenal.

Di Internet memang kini banyak ustadz atau dai yang bercemarah kepada umat. Mereka melakukannya dengan gaya masing-masing. Ustadz A misalnya karena sangat muda maka seringkali menyajikan ajaran agama dengan cara anak muda yang menarik dan tidak berat. Dengan cara seperti ini anak atau remaja lebih gampang menerima ajaran-ajaran mereka yang telah diberi bumbu-bumbu sehingga menarik perhatian.

Hanya saja ajarannya sering mengajarkan Islam yang salah. Dakwah bodong. Islam di mata mereka seperti ajaran yang galak dan tidak kenal kompromi. Zaman perang Islam di jazirah Arab dengan kepercayaanan lain, ditelan secara salah dan kemudian ditularkan kepada yang lain. Mereka memelintir ajaran islam yang damai sehingga wajah islam seperti islam pemarah dan anti damai. Sehingga tak heran mereka tidak kompromistis terhadap perbedaan seperti beda agama itu.

Celakanya hal ini membuat remaja atau pemuda tertarik dan mengalihkan pandangannya dari ajaran-ajaran islam moderat. Mereka berpaling pada ajaran-ajaran yang radikal dan tidak sesuai dengan konteks ke indonesiaan, seperti ajaran-ajaran ustadz-ustadz yang diinternet itu. Mereka menjauh dari ajaran yang seharusnya mereka taati dan bukan ajaran-ajaran yang tidak berkonteks bangsa kita sendiri.

Karena itu mari kita bersama-sama lebih menelaah apa yang disajikan oleh internet dan wa grup kepada kita. Bisa saja yang menyebarkan tidak mengetahui bahwa itu mengandung ajaran-ajaran radikal yang tidak cocok dengan Indonesia, meskipun disajikan dengan gaya menyenangkan dan menghibur hati.  Karena itulah kita harus kebih waspada dan mengajak sekitar kita juga lebih waspada terhadap ajaran ajaran radikal itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun