Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kearifan Lokal Redam Bibit Radikal

3 Mei 2018   07:32 Diperbarui: 3 Mei 2018   08:28 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Radikalisme - nusantaranews.co

Radikalisme dan terorisme merupakan hal yang tak terpisahkan. Orang yang sudah terpapar bibit radikalisme, berpotensi melakukan aksi teror di kemudian hari. Atas nama agama, mereka sering mengklaim melakukan jihad. Padahal jihad yang mereka maksud adalah jihad yang salah. Jihad yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama manapun. Wajar kiranya radikalisme dan terorisme menjadi musuh bersama bagi semua orang di seluruh dunia. 

Karena radikalisme dan terorisme mempunyai dampak yang sangat mengkhawatirkan, penyebaran paham radikalisme harus dicegah oleh semua pihak. Paham radikalisme jelas tidak ada manfaatnya. Ironisnya, tidak sedikit anak muda yang menjadi korban. Karena termakan bujuk rayu dan provokasi, mereka tidak segan segan melakukan tindakan terorisme. 

Di era milenial seperti sekarang ini, bibit radikalisme seringkali menyusup melalui media sosial. Tak jarang jaringan radikal menyebarkan propaganda, merekrut anggota, hingga mencari dana di media sosial. Tak heran para pelaku peledakan bom ada juga yang berasal dari luar jaringan mereka. Atas dasar suka tidak suka, seseorang bisa meneror dengan bom. Dan ironisnya, cara pembuatan bom kadang seringkali di unggah oleh jaringan radikal di media sosial.

Lalu, bagaimana caranya untuk memutus bibit radikalisme? Indonesia punya budaya lokal yang cukup efektif untuk menekan bibit radikal. Saling menghormati dan toleransi, salah satu kearifan lokal yang sudah diwariskan sejak dulu. Jika kita semua bisa mempertahankan kearifan lokal yang ada, segala pengaruh negatif akan bisa ditekan.

Saling menghargai merupakan sikap yang melekat pada diri manusia. Memanusiakan manusia mutlak dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan bukti, bahwa sejatinya masyarakat Indonesia dari Aceh hingga Papua, mempunyai sikap saling menghargai dan toleransi. Untuk itulah, jika semua orang kembali pada kearifan lokal yang ada, radikalisme dan terorisme sulit akan masuk.

Begitu juga dengan orang-orang yang telah terpapar radikalisme dan terorisme, harus dihadapi secara lembut. Meski mereka pernah melakukan aksi teror, namun keputusannya untuk kembali ke NKRI patut diapresiasi. Hal ini juga merupakan bentuk memanusiakan manusia. Setelah para mantan napiter  menjalani hukumannya, mereka juga punya hak yang sama dengan masyarakat biasa. Dan masyarakat juga harus bisa menerima apa adanya. Saling menghargai dan toleransi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun