Mohon tunggu...
Anisa Rahayu
Anisa Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Sejarawan Muda

Sejarah Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Corona, Gangguan Setan atau Ujian dari Allah SWT?

28 Maret 2020   21:01 Diperbarui: 28 Maret 2020   21:08 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Coronavirus (covid19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus baru yang belum teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini menyebabkan penyakit saluran pernapasan (seperti flu) dengan gejala seperti batuk, demam, dan pada kasus yang lebih parah, pneumonia. Penyebaran utamanya terjadi melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin, atau melalui tetesan air liur atau cairan hidung.

Telah dikonfirmasi bahwa pada tanggal 27 Maret 2020, virus corona telah menyebar hingga di 200 negara. Merujuk pada Worldometer, kasus yang tercatat hingga saat ini mencapai 529.614 kasus. Jumah kematiannya mencapai 23.976 jiwa. Namun di balik itu, masih ada sisi positif yang patut kita syukuri, sebab jumlah kasus yang sembuh masih lebih besar yaitu mencapai 123.380 orang.

Berikut 10 negara dengan kasus virus corona terbesar per 27 Maret 2020:

Amerika Serikat: 83.672 kasus, 1.209 orang meninggal, total sembuh 1.864.
China: 81.285 kasus, 3.287 orang meninggal, total sembuh 74.051.
Italia: 80.589 kasus, 8.215 orang meninggal, total sembuh 10.361.
 Spanyol: 57.876 kasus, 4.365 orang meninggal, total sembuh 7.015.
 Jerman: 43.938 kasus, 267 orang meninggal, total sembuh 5.673.
Iran: 29.406 kasus, 2.234 orang meninggal, total sembuh 10.457.
Perancis: 29.155 kasus, 1.696 orang meninggal, total sembuh 4.948.
Swiss: 11.811 kasus, 191 orang meninggal, total sembuh 131.
Inggris: 11.658 kasus, 578 orang meninggal, total sembuh 135.
Korea Selatan: 9.241 kasus, 131 orang meninggal, total sembuh 4.144.

Akibat dari tersebarnya virus ini, aktivitas di seluruh dunia terhambat. Mulai dari Milan, New York, hingga Mekkah terpaksa ditutup. Sebagian besar wilayah di seluruh dunia melakukan lockdown demi memperkecil penyebaran virus. Melihat persebarannya yang sangat luas dan besar hingga dapat melumpuhkan kesibukkan dunia, membuat kita semua bertanya-tanya.

Apakah corona merupakan penyakit yang dibawa setan? Atau corona merupakan penyakit yang dikirim Allah untuk melenyapkan orang-orang dzolim?

Mari kita lihat A-Qur'an surat Shad ayat 41 berikut,

 "Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana""

Dari ayat tersebut kita dapat melihat seorang Nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang tidak akan diterima oleh orang sebelum maupun sesudahnya. Nabi Ayyub 'alaihissalam, yang Allah SWT uji dengan kemiskinan yang paling miskin serta penyakit, virus, dan bakteri yang ganas. "Tidak ada ujian yang lebih berat dibandingkan dengan ujian yang dihadapi oleh para Nabi" dapat menjadi ungkapan renungan kita terhadap pandemi corona yang kini sedang menyerang dunia. Jika kita melihat bagaimana pasien corona yang sulit bernafas seolah-olah ada pecahan kaca di paru-paru, sesak, demam, dan bantuk. Itu merupakan ujian yang berat, namun tetap tidak sebanding dengan ujian yang menimpa Nabi Ayyub. Binushub wa adzab, sakit yang ia rasa seolah sedikit anggota tubuh digerakkan saja rasanya sakit luar biasa. Setiap harinya, rasa sakit tersebut bertambah dan terus bertambah. Jika pasien corona terpaksa harus diisolasi hingga sembuh, Nabi Ayyub lebih dari itu, ia jatuh miskin, dan ditinggalkan oleh seluruh keluarga juga temannya. Namun segala ujian tersebut tidak membuat Nabi Ayyub lupa bahwa segalanya berasal dari Allah SWT, baik hal baik ataupun hal buruk.

Jika kita melihat dari isi surat Shad ayat 41 di atas, Nabi Ayyub menisbatkan penyakit yang ia terima sebagai gangguan setan. Hal ini pula yang mungkin memicu orang-orang untuk menyebut bahwa corona merupakan penyakit yang dibawa oleh setan. Namun, sebagai manusia dengan ilmu yang terbatas, alangkah baiknya jika kita memaknai semua ini sebagai ujian dari Allah SWT. Maka dari itu, ujian yang sedang diderita oleh dunia ini dapat menjadi sarana kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta tidak tepat pula jika kita menyebut corona sebagai sarana untuk melenyapkan orang-orang yang dzolim. Karena sungguh kita melihat bagaimana pengorbanan para tenaga medis dan para pahlawan lainnya yang rela bekerja dengan sangat keras demi membantu kita semua. Lalu apabila para pahlawan yang gugur pada saat berusaha menyelamatkan para korban termasuk orang yang dzolim? Astagfirullah.

Hasil penelitian membuktikan bahwa 97,5 % orang baru akan menunjukkan gejala dalam 11 hari sejak terinfeksi virus covid19. Maka hari ini, jika kita belum melakukan tes, kita masih belum tahu apakah tubuh ini terinfeksi virus atau tidak. Jika melihat dari sisi paling buruk, seandainya kita terinfeksi virus dan tidak dapat diselamatkan, masih ada waktu 11 hari sampai kita meninggal. Sebagai muslim, kita tidak perlu menanggapinya sebagai hal yang sangat buruk. Bukankah Allah SWT telah menjelaskannya dalam Qur'an surat Al-Kahfi ayat 110:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun