Mohon tunggu...
Anisa Fitri Fadila
Anisa Fitri Fadila Mohon Tunggu... Guru - Bismillah

Anisa Fitri Nur Fadila Lumajang,24 Desember 2002 Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Siswa dengan Pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah dan Pesantren

20 Juni 2021   13:52 Diperbarui: 20 Juni 2021   14:07 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik atau yang sering disebut juga dengan istilah manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional Manajemen Berbasis Sekolah. Manajeman kesiswaan adalah penataan dan usaha atau bagai mana mengatur terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik tersebut dari satu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional yang akan mendapatkan pelayanan yang sama.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, serta mencapai tujuan yang maksimal. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut Sutisna (1985) menjelaskan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut:

Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang sudah berlangsung;

Penerimaan dan menunjukkan murid ke kelas dan program studi;

Evaluasi dan pelaporan kemajuan tingkat belajar;


Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran luar biasa;

Mengaturn disiplinnya murid;

Program bimbingan dan penyuluhan;

Program kesehatan dan keamanan;

Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.

 Pendataan siswa baru perlu dikelola sedemikian mungkin mulai daeri perencanaa penentuan daya yang sudah di tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal kelas atau yang akan mengulang. Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikerjakan oleh panitia penerimaan siswa baru (PSB ) ataub panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini kepala sekolah membentuk panitia atau menunjuk beberapa orang guru untuk bertanggung jawab dalam tugas tersebut. Setelah para siswa diterima lalu dilakukakan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fiksi, mental dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.

Pengertian Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren

 Dalam pemikiran kehidupan pesantren dan pendidikan yang selalu memuat lima jiwa yang harus diwujudkan dalam proses pendidikan dan pembinaan karakter peserta didik. Lembaga pendidikan melakukan pembinaan terhadap peserta didik melalui manajemen peserta didik yang diterapkan tentunya disesuaikan dengan visi misi dan lembaga tersebut, seperti sekolah atau madrasah yang berada dinaungan pesantren.

 Dapat dijelaskan, bahwa yang diingin oleh manajemen peserta didik berbasis pesantren adalah sebuah pembinaan peserta didik yang disetiap prosesnya selalu dalam gambaran lima jiwa pesantren yang merupakan gambaran kehidupan keseharian yang ada di pesantren. Lembaga pendidikan formal di bawah naungan pesantren yang merupakan peekembangan pesantren dalam melakukan kegiatan pembelajaran disarankan selalu dalam suatu pembentukan sikap yang bertujuan pada jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, dan jiwa kebebasan yang bertanggung jawab.

Model Perencanaan Pengelolaan Peserta Didik

Perencanaan Strategi Dasar

Perencanaan terdiri dari tahap-tahap berikut ini yakni:

Mengintifikasi, mengenali sebuah arah tujuan dari susatu lembaga pendidikan

Memilih dan menentukan tujuan

Mengindentifikasi strategi perapan implementasi yang bersifat khusus atau spesifik

Mengindentifikasi rencana strategi gerakan atautindakan untuk penerapan dari tiap-tiap strategi

Membantu, mengantrol, mengawasi jalannya kegiatan serta memperbarui rencana.

Perencanaan rancangan penyelengaraan skenario

Perencanaan bukan mengenai busa melihat atau meramalkan yang terjadi di masa depan namu, mengenai bagaimana sebuah keputusan tepat bisa dilakukan saat ini tentu dengan pertimbangan dan persetujuan banyak pihak. Memang tidak bisa menentukan hal-hal yang terjadi di masa yang akan datang tetapi dengan adanya perencanaan adalah bentuk upaya dalam menghadirkan dalam masa depan dari sudut pandang saat ini sehingga kita bisa melakukan terobosan, antisipasi terhadap segala hal yang kemungkinan terjadi. Perencanaan yang baik akan berpotensi melahirkan pelaksanaan dan hasil yang memuaskan.

Perencanaan penyelarasan dan penyeimbangan

Pola ini dapat digunakan untuk lembaga yang harus menyeleraskan, menyesuaikan rancangan strategi pihak lemaga atau hal-hal yang berhubungan dengan efesiensi internal, yang mempunyai tujuan untuk menyerasikan, menyesuaikan misi lembaga dan sumber daya yang ebih efektif.

Perencanaan berdasarkan isu bahasan

Organisasi yang berpengalaman umumnya menggunakan model yang lebih luas, komperhensif dan efektif. Tahapan-tahapan yakni 

Melakukan penilaian baik itu eksternal maupun internal

Mengkonsepkan strategi utama untuk mengatasi permaslahan dan memfokuskan tujuan

Berusaha mengambarkan, atau memperbarui nilai-nilai, visi dan misi

Menetapkan strategi rencana aksi

Menilai, memantau, mengevaluasi, dan memperbarui rencana strategis dan lan sebagainya.

Perencanaan pengorganisasian diri dengan langkah-langkah

Memahami dan mengartikulasikan nilai-nilai budaya organisasi

Mengartikulasikan, memperhatikan visi dari kelompok

Memfokuskan pada proses belajar dari pada metode liner

Melatih kesabaran untuk proses-proses yang sedang langsung

Manentikan bagaimana menggambarkan rencana strategi kepada pihak-[ihak yang berlangsung

Perencanaan terpadu 

Model ini, mengarahkan fokus strategis organisasi terhadap faktor-faktor yang menjadi pokok tujuan keberhasilan dalam suatu organisasi, mendefinikasikan ukuran kinerja dan target-target kedalam prakarsa dari suatu tindakan juga mengupayakan pengembangan tujuan proses pningkatan kemampuan kerja (kinerja), batas ketentuan target, ukuran melalui garis besar lima perspektif yakni:

Misi, tugas yang menjadi kewajiban

Memfokuskan pada lembaga 

Proses internal

Pebelajaran dan pengetahuan

Urusan pembiyaan.

Model pengolaan peserta didik dan kualitas lulus merupakan upaya yang dilaksanakan dalam meningkatkan kualitas peserta didik, karena dengan pendidikan akan dapat menjadikan peseta didik yang berkualitas. Dalam memutuskan model manajemen peserta didik perlu direncanakan, dapat dijalankan juga bisa terukur apabila dalam penerapan pengamplikasianya berkaitan juga mendapatkan hala yang maksimal, sehingga dapat dikaitkan bahwa halnya yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan peserta didik dalam pembelajaran dan penilaian proses pembelajaran.

Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik

Konsp dasar dari manajemen peserta didik atau pengelolaan siswa mempunyai tujuan dan fungsi peserta didik guna meningkatkan pandangan dalam pengetahuan juga keterampilan dalam usahan mengebangkan kecerdasan, serta mengarahkan minat dan bakat dari peserta didik itu sendiri. Penegelolaan siswa adaah suatu hal bidang operasional yangutama dalam kerangka manajemen sekolah atau madrasah. Tujuan adanya manajemen peserta didik adalah mengurus, menyusun kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan, agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teraturjga kegiatan tersebut mendukung proses pembelajaran dan tercapainya tujuan di suatu lembaga pendidikan (sekolah atau peantren). di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teraturjga kegiatan tersebut mendukung proses pembelajaran dan tercapainya tujuan di suatu lembaga pendidikan (sekolah atau pesantre). 

Dan pembalajaran tersebut dapat berjalan lanacar efeltif dan efesien sehingga dapat kontribusi untuk tetcapainya tujuan lembaga pedindidikan secara menyeluruh. Pandangan secara umum, manajemen peserta didik berkedudukan sebagai sarana siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin dari berbagai aspek, baik itu sisi individualitasnya, aspirasinya, sosial, kebutuhan dan aspek potensi siswa lainnya. Sesuai dengan pandangan Imron, A dan Burhanuddin mengartikan tujuan dari pengelolaan siswa adalah mengatur serangakaian kegiatan siswa guna kegiatan tersebut mendukung proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Susuna pembelajaran di lembaga pendidikan dapat berjalan lancar, teratur dan tertib sehingga bisa memberikan kontribusi dan mudah tercapainya tujuan sekolah juga tujuan pendidikan secara totalitas.

Ruang lingkup Peserta Didik 

Semua aktfitas kegiatan yang berada disekolah tentu tidak terlepaskan dari mengupayakan, membantu siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. Implementasi penerapan dalam mengembangkan kemampuan atau potensi tersebut terlepas dari kehendak dan kemauan siswa untuk melaksanakan program kegiatan di lembaga pendidikan yang ada. Untuk bisa mengadakan kondisi yang mewajibkan siswa dapat ikut serta melalui program-program yang ada di lembaga amat dibutuhkan strategi dari kepala sekolah untuk menciptakan suasana yang nyaman, agar siswa bisa secara optimal mengikuti serangkaian program kegiatan yang ditawarkan pihak lembaga pendidikan. Oleh karenanya ruang lingkup manajemen siswa bukan hanya terfokus pada pencatatan saja tetapi memeliki bagian bidag yang luas, anatara lain misalkan membantu peserta didik dalam menggali, mengembangkan potensi-potensi tiap diri individu peserta didik di suatu lembaga pendidikan.

Memebahas tentang ruang lingkup pengelolaan peserta didik Farid dan Daryanto mengutarakan bahwa didapati empat bagian uatama dalam pengolalaan peserta didik jika dipandang dari segi proses mamasuki lembaga pendidikan ( sekolah/madrasah ) sampai batas siswa lulus dari lembaga pendidikan tersebut yakni: a). Perencanaan terhadap peserta didik, b). Pembinaan peserta didik, c). Evaluasi peserta didik, d). Mutasi peserta didik. 

Pengelolaan Siswa Dengan Pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah Dan Madrasah

Istilah Pendekatan berasal dari dari 'approach', Dalam sistem pengajaran didefinisikan sebagai cara untuk memulai pembelajaran atau bisa diartikan seperangkat asumsi yang berkenaan dengan cara belajar mengajar. Suatu filsafat, Pendekatan ialah awal mula dalam memperhatikan sesuatu, sebuah keyakinan yang harus dibuktikan kebenarannya walaupun sulit. Esensi pendekatan berada pada peran guru menjadikan kebebasan kepada siswa, membantu siswa dalam melaksankan yang apa yang siswa tersebut mau dan merasa bebas. Apabila hal tersebut tidak dilaksankan akan terjadi proses menghambat perkembangan peserta didik.

Ada dua macam pendekatan yang ada dalam manajemen Peserta didik.

Pertama pendekatan kuantitafif, pendekatan ini lebih mementingkan peserta didik pada segi administratif. Dalam pendekatan ini peserta didik hendaklah banyak mencukupi harapan --harapan, tuntutan-tututan lembaga pendidikan dimana siswa tersebut mendapatkan ilmunya. Pandangan pendekatan ini ialah siswa akan dapat dewasa, siap, matang dan meraih keinginannya bilamana dapat memenuhi tugas-tugas, aturan-aturan, harapan- harapan dari lembaga pendidikannya. Wujud pendekatan dalam pengelolaan peserta didik secara operasional ialah: mewajibkan kehadirannya di lembaga pendidikan, tingkat disiplin yang tinngi, memperketat kehadiran siswa, mengerjakan tugas-tugas yang wajib diselesaikan di lembaga pendidikan. Pendekatan ini memang terstuktur untuk membiasakan siswa dan melatih agar siswa menjadi disiplin dan mampu.

Madrasah dan Pesantrean di bawah naungan Kementrian agama dimana agama adalah hal yang tidak bisa diotonomikan, jadi bukan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tateapi tanggung jawab dengan cara sentralisasi. Tidak dapat dipungkiri bahawa adanya sekolah, madrasah, dan pesantren terus mengalami kemajuan perkembangan, sekurang-kurangnya secra kuantitatif. Banyaknya lembaga-lembaga tersebut selalu betambah dari satu tahun ke tahun lainnya dan menyebar ke luas di Indonesia. Tetapi amat sangat disayngkan banyaknya data kuantitatif tidak sepadan dengan kualitatif, gambaran tidak terang atau burem pendidikan mengalami bnyak problem yang cukup serius meski demikian baik itu sekolah, madrasah atau pesantren telah mengalami penyusunan rekonstruksi dalam proses, input atau outputnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun