Mohon tunggu...
Anin Lihi
Anin Lihi Mohon Tunggu... Dosen - Pecinta Ilmu

Membaca dan menulis adalah bagian dari hobi yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, bagi saya keduanya termasuk aktifitas yang sangat menyenangkan. Sebagai seorang pengajar dan pendakwah tentu lebih berpikir kalau menulis, tulisannya tidak boleh hanya bermanfaat bagi kemaslahatan hidup di dunia, melainkan lebih jauh dari itu bisa bermanfaat untuk akhirat. sebab, manusia akan menjalani dua aktifitas kehidupan, yakni kehidupan dunia dan akhirat. maka topik yang paling utama bagi saya adalah agama dan sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mewujudkan Persatuan, Silaturahmi, dan Kebersamaan dengan Akal Sehat

29 April 2023   12:38 Diperbarui: 29 April 2023   17:51 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tema pada acara hikmah halal bil halal detik dan jam ini. Maka silaturahmi, persatuan dan kebersamaan itu hanya bisa terwujud jika akal kita sehat. Mohon maaf, Qur'an itu mengajarkan kalau jenis akal itu ada dua, ad 'aqlun, ada pula ulil albab. Kalau yang aktif hanya 'aqlun, maka orang hanya bisa mengkalkulator uang dan keuntungan dunia. Tapi, kalau ulil albab yang aktif, maka orang bisa mengkalkulator keuntungan amal yang tak kelihatan itu. Ini yang membuat dia semangat untuk menghidupkan silaturahmi, kebersamaan dan persatuan. Nah, perlu diketahui bahwa ulil albab itu tempatnya di hati, maka Ayat yang dibaca dalam tilawah pembukaan tadi, yang disebut persatuan yang muncul dari hati.  

Itulah sebabnya persatuan dan kebersamaan itu harus hadir dari hati. Sehingga tidak ada pikiran dan tindakan untuk saling menyakiti. Apalagi agama mengajarkan bahwa kita lahir dari manusia atas hubungan kasih dan sayang laki-laki dan perempuan yang pada mulanya berasal dari satu diri yaitu kakek kita Adam yang tumbuh dari tulang rusuk kasih sayang yang melahirkan hawa pasangannya.  Terjalinan hubungan cinta dan kasih sayang maka lahirlah manusia yang banyak. Ini tergambar dalam seruan Allah dalam al-Qur'an.

Allah sendiri yang menyeru seluruh manusia yang berasal dari agama, suku, dan bangsa manapun, bahwa mereka diciptakan dari seorang laki-laki dan perempuan dan dari keduanya diperkembangbiakkan menjadi syu'ub (suku) dan Qaba (bangsa), dan sampe hari ini saya belum dengar berita bahwa orang yang dalam janin bilang ke Allah, "Ya Allah, lahirkan saya jadi orang Buton atau lahirkan saya di Amerika. Belum pernah, kalau ada ayo angkat tangan. Hehe

Jadi, kita lahir karena takdir, bukan karena kita sendiri yang ingin. Olehnya itu Allah tidak melihat dan menilai kita lahir dari suku apa dan Bangsa apa atau lahir dengan warna kulit terang atau gelap. Bahkan "innalillaha la yanzuru ajsaamukum" Allah juga tidak melihat dan menilai wajah dan rupa, hidung yang tinggi dan pesek atau setengah tinggi atau setengah pesek", tidak. Tapi, yang Allah lihat dan nilai adalah siapa yang paling bertakwa kepada-Nya, dalam kata lain siapa yang hatinya hidup, akalnya sehat yang memancarkan akhlak dan kebajikan, yang akalnya sehatnya mampu menghidupkan silaturahmi, kebersamaan, dan persatuan. Itu yang Allah lihat dan nilai.

Olehnya itu, Islam sebenarnya mengajarkan kita menjadi penyejuk seperti ESKRIM, Islam bukan EKSTRIM yang menakutkan-nakuti dengan ancaman bom dan bunuh. Apalagi selaku warga Indonesia kita hidup dalam satu tata aturan undang yang menjamin kebebasan untuk melaksanakan ibadah dalam agamanya masing-masing. Bineka Tunggal Ika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun