Mohon tunggu...
Muhamad Anim Zamzami
Muhamad Anim Zamzami Mohon Tunggu... MAHASISWA PRODI ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA (NIM : 24107030077)

seorang Mahasiswa yang tidak pernah takut untuk bermimpi besar

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ojek Kambing Gunungkidul Raup Untung Besar Jelang Idul Adha 2025: Ketika Tradisi Bertemu Inovasi

6 Juni 2025   08:18 Diperbarui: 6 Juni 2025   08:18 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : info publik. id

Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H yang jatuh pada tanggal 6 Juni 2025, hiruk-pikuk masyarakat di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, semakin terasa. Seperti di banyak daerah lain, Idul Adha merupakan momen penting yang tidak hanya sarat nilai religius, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Namun, ada satu hal yang menjadikan Gunungkidul berbeda tahun ini: kemunculan jasa ojek kambing,sebuah inovasi lokal yang tidak hanya unik tetapi juga berhasil menggerakkan roda ekonomi masyarakat desa.

Fenomena ini tidak muncul begitu saja. Gunungkidul, dengan kontur wilayah perbukitan dan banyak desa terpencil, memiliki tantangan tersendiri dalam proses distribusi hewan kurban, terutama kambing. Jalanan berbatu, sempit, bahkan licin saat hujan, membuat kendaraan roda empat sulit menjangkau lokasi tertentu. Melihat celah ini, beberapa warga berinisiatif menawarkan jasa "ojek kambing" menggunakan sepeda motor yang dimodifikasi dengan keranjang bambu, rak besi, atau pelataran kayu di bagian belakang.

Tidak disangka, jasa ini meledak popularitasnya di 2025, dengan permintaan yang meroket sejak pertengahan Mei hingga sehari sebelum Idul Adha. Banyak pelaku jasa ini mengaku meraup keuntungan yang signifikan bahkan melebihi penghasilan mereka dalam sebulan bekerja di sektor lain.

Kombinasi Medan Sulit dan Permintaan Tinggi

Gunungkidul memang terkenal dengan lanskap alamnya yang unik. Bukit-bukit kapur yang memanjang, gua-gua karst, dan desa-desa yang tersebar tidak merata membuat aksesibilitas menjadi isu utama. Walaupun jalan utama sudah banyak yang diaspal, akses ke rumah-rumah penduduk yang berada jauh dari jalan raya tetap menyulitkan kendaraan besar.

Menurut data dari Dinas Peternakan Gunungkidul, terdapat lebih dari 22.000 ekor kambing yang diperdagangkan menjelang Idul Adha 2025. Mayoritas hewan-hewan ini dijual oleh peternak skala rumahan yang tinggal di pelosok desa seperti di Kecamatan Girisubo, Rongkop, dan Saptosari. Pembeli, baik individu maupun panitia kurban masjid dari kota, sering kali kesulitan mengambil kambing dari lokasi tersebut. Di sinilah peran "ojek kambing" menjadi sangat vital.

Mereka yang sebelumnya bekerja sebagai buruh tani, tukang bangunan, hingga pengangguran, kini beralih menjadi pengojek kambing musiman. Modalnya hanya sepeda motor dan sedikit kreativitas.

Model Bisnis Sederhana yang Menguntungkan

Model bisnis ojek kambing ini sebenarnya sangat sederhana. Seorang pengojek biasanya mematok tarif antara Rp50.000 hingga Rp150.000 per pengantaran, tergantung jarak dan kondisi jalan. Jika satu pengojek bisa mengantar 5 ekor kambing dalam sehari, maka pendapatan harian bisa menyentuh Rp500.000 hingga Rp700.000---angka yang cukup tinggi di daerah pedesaan.

Salah satu pelaku, Sutrisno (38), warga Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, mengaku bisa meraup penghasilan lebih dari Rp5 juta hanya dalam dua minggu terakhir menjelang Idul Adha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun