Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jurnalis, Sesedih Ini Ternyata

15 September 2023   06:23 Diperbarui: 15 September 2023   06:37 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Pixabay

Menapak kembali dunia kepenulisan setelah jeda 20 tahunan bukan perkara mudah. Kehilangan menjadi momen berangkat, dengan niat indah waktu itu dan semoga tetap berlaku. Berjuang untuk bangsa lewat kata-kata.

Aku menulis lagi menorehkan jemari,  menggaungkan ide dan kegelisahan untuk sebuah manfaat agar tulisan menjadi referensi. Jembatan indah mudah menemui belahan nyawa pun manusia terkasih paling mulia di muka bumi, utusan pencipta semesta.

Perjalanan dimulai dari menulis esai dan puisi, secara inilah potret rasa yang bagiku paling bisa kulakukan sebagai pantulan ekspresi. Lalu merambah fiksi hingga panjang menjadi cerbung dan novel. Sampai terbitlah buku buku.

Tentu tidak semudah membalik telapak tangan,  ada perjuangan, ada proses berdarah darah sebelum capaian. Menjadi penulis pemula lagi, belajar lagi, konsisten,  ikut lomba-lomba,  juara, baru capaian. Aku bukan sosok istimewa yang mudah menggapai keinginan, harus merangkak mengusahakan untuk itu semua.

Bersama Komalku,  Komunitas Menulis buku yang lahir dari kota kelahiranku pula,  Malang aku menulis buku,  menerbitkan. Indie maupun mayor, sendiri atau  bersama kawan penulis. Bahkan,  dengan Komnas Pendidikan pernah memecahkan rekor MURI terbit buku dengan isbn lebih dari 3000 judul buku.

Kesukaan jalan-jalan dan bersosial mengantarku pada penulisan kategori lain. Humaniora, menemukan banyak inspirasi atau persoalan membuatku menulis tentang UMKM, Lingkungan, juga wisata.

Aku gelisah jika ada persoalan di antara mereka,  maka kutulis. Ternyata yang kulakukan bukan hanya menulis, aku terjun langsung berusaha memahami persoalan hingga terlibat mencari jalan keluar. Bila ada hasil, senyumku terkembang. Cukup, tidak ada lagi yang kuinginkan. Aku segera pamit dan berpindah ke tempat lain yang belum terjamah jika persoalan sudah teratasi.

Contoh, ketika melihat sebuah daerah kumuh akan kutawarkan pada desa tersebut untuk mengadopsi pola pengelolaan sampah lewat Bank. Jika warga sudah menjadi nasabah dan menghasilkan uang maka selesai,  kutinggalkan. Pindah.

Begitupun untuk kasus lain, UMKM pun wisata. Kutulis yang kusaksikan, terjun langsung mengatasi persoalan, tidak sendiri tentu saja, tapi mengajukan ajakan pada sasaran, pemecahan untuk gandeng tangan bersamaku keluar dari jalan buntu.

Kesukaan terhadap menulis akhirnya mengembalikanku pada dunia jurnalis. Bergabung pada portal online nasional mulanya, hingga akhirnya menjadi orang nomor 1 untuk sebuah media. Lokal saja, hanya lingkup propinsiku.

Mengabarkan Kebenaran dengan Kebaikan,  ini adalah tagline yang ingin benar kusampaikan. Bergandengan tangan dengan jurnalis lain yang se visi maka media online tempatku mulai berkibar. Kami beda,  dengan unggahan berusaha menulis fakta tanpa menyakitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun