Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lupa Ngilu Gegara Buku di MHC Batu

8 Mei 2021   00:04 Diperbarui: 8 Mei 2021   00:26 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Mega bincang tentang bukunya|Doc.pri


Lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati.  Bait itu tidak berlaku buat saya,  setidaknya untuk hari kemarin. Dua duanya tak ada yang mengenakkan.Sakit ya sakit. Sakit gigi saya kemarin menuntun berburu dokter gigi.  Hanya ada di kota yang jarak tempuh 15 menit dari kediaman saya. Pujon ke Batu.

Meringis dengan tangis saat berbuka membuat sulung saya menghidupkan sepeda motor peninggalan bapaknya. Padahal dia baru datang dari pekerjaannya sebagai TU di Boarding School Ar Rahmah Dau.

Melintas jurang dan hutan agar cepat sampai, menuju dokter tujuan, Apotik Sehat, gagal. Karena lokasi yang saya datangi tidak sesuai faskes kelas 3 BPJS saya.  Pindah haluan ke tempat praktik yang disarankan penjaga di MHC, mega Health Clinic. Tutup pula karena tertera di Jadwal praktek buka pukul 08.00 -16.00.

Esok hari sebelum pukul 08.00 saya geber motor sendiri. Ngilu berpacu dengan waktu. Karena jam 09.00 saya harus ke sekolah SMP Islam 1 Pujon untuk rapat persiapan Pesantren Ramadan.

Sampai di tempat tujuan pukul 08.05 baru buka.  Masih sepi hanya ada penjaga.  Saya daftarkan diri,  sebagai pasien sakit gigi. Didaftar oleh penjaga namun tidak ditangani mengingat dokter gigi baru praktek pukul 11.00 sampai pukul 15.00.

Kecewa tentu saja,  istirahat sejenak di jajaran kursi ruang tungg sampai mata ini bersirobok dengan lemari kayu putih yang cantik dengan isi jajaran buku. Seketika lupa dengan ngilu. Kaki ini terdorong menghampiri. Menyentuh,  membuka-buka buku.
Ker

Doc.pri
Doc.pri
"Keren sangat Klinik ini,  ada pojok bacanya.  Sesuatu yang baru pertama kali saya temui dalam perjalanan keliling ke berbagai tempat pengobatan. Paling banter hanya majalah atau koran di meja. Ini ditata,  diberi almari khusus.  Pasti owner penyuka baca pula, " begitu kecamuk batin saya.

Betul ternyata, setelah izin wawancara saya dapat,  dokter Mega berkenan menemui saya sendiri. Dia katakan bagaimana mulanya menempatkan almari di ruang tunggu pasien,  lalu mengisi dengan buku-buku koleksi pribadi.

"Saya ingin pasien saya terutama yang anak-anak dan remaja tak jemu menunggu,  disamping itu agar mereka tidak hanya melihat gadget tapi mau membaca buku.  Makanya,  buku di rak ini banyak yang sesuai selera  mereka. Mudah-mudahan langkah ini bisa membuat mereka jatuh cinta lagi dengan buku," cetus Dokter Mega.

Terbanyak memang komik-komik ala-ala Jepang,  sesuai dengan kesukaan tema anak-anak dokter mega jaman sekolah dulu.

"Karena anak-anak sudah besar,  saya berinisiatif meletakkan buku-buku ini di ruang tunggu pasien MHC ini."

Doc.pri
Doc.pri
 Langkah dokter Mega sedikit banyak memberi dampak baik. Pasien,  juga penunggu rerata melirik keberadaan buku-buku di rak yang bertengger manis menghadap pentu masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun