Jalan-jalan musim pandemi begini saya memilih yang jauh dari bayangan orang. Tempat sepi, sunyi dari keramaian. Biar aman maksud saya. Rekreasi dengan tetap jaga diri.
Saya butuh relaksasi setelah seharian penat bekerja, menghadap laptop itu bikin mata capek, punggung juga, pikiran apa lagi maka refreshing menjadi pilihan untuk me time.
Hangout ke mall, kantong tipis tanggal tua. Ke tempat wisata bertiket, pasti banyak orang, masih saya upayakan menjauhi. Akhirnya pilihan tertuju pada daerah dengan beberapa titik sumber mata air.
Supaya aman, sekaligus mendapat keterangan lengkap tentang keberadaan daerah tersebut, saya hubungi kades. Bagi saya rekreasi itu ya harus ada sesuatu yang bisa ditulis. Tidak hanya untuk rehat lepas penat, tapi sebisa mungkin menambah pundi-pundi informasi hal baru.
Untunglah, Kades Yudi Iswanto bersedia. Selasa, 26/1/2020 sekitar pukul 13.15 saya datang. Balai desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan menjadi sasaran pertama.
Berdasarkan sebuah konten youtube saya datang. Gambaran tentang kesegaran mata air, tempat asri dan tempat mandi yang menyenangkan.
Tujuan pertama ingin mencelupkan kaki, lalu bermain ayunan, juga makan-makan di bawah pohon besar, sambil menyaksikan kucuran air yang suaranya membelai telinga, mendamaikan jiwa.
Disa
Disambut tangga menurun yang sudah permanen, dibangun dari dana CSR PLN, Kades Yudi menjelaskan ada 121 anak tangga yang akan kami lewati. Cukup curam namun tidak menakutkan. Karena konstrusinya dibuat datar, nyaman di kaki.
Sumbet
"Emang layak pak."
Tak berhenti di situ, dia juga mempraktekkan dengan meminum langsung. Juga mengguyur mukanya dengan air itu.
"Segar mbak, berasa lebih muda. Coba deh."
Provokasinya berhasil. Saya melakukan itu. Mengguyur muka dengan air. Asik. Mitosnya, banyak kawula muda datang ke tempat ini supaya dekat jodoh.
"Biar lekas dipinang mbak," spontan kades Yudi nyletuk.
"Ih, nakutin. Nggak lagi ah," timpal saya membuat Kades Yudi tergelak.
Pom
Kades Yudi menunjukkan beberapa tempat, ada pompa air manual, dongki yang dibuat pada masa pemerintahannya untuk mengairi lahan warga.
"Kami bikin ini supaya warga tidak perlu susah payah datang ke tempat ini untuk mendapatkan air bersih," jelas Kades Yudi.
Kol
Ada pula kolam ikan untuk terapi kaki yang masih sedang pembibitan.
"Masih bibit, rencana ke depan akan kami sediakan kolam untuk pengunjung yang ingin terapi kaki. Itu loh, kaki yang di letakkan di air lalu dithothol-thothol ikan."
"Kaki dikecup ikan itukah?"
"Yap, betul!" Tukas Kades Yudi menyetujui celoteh saya.
Sake
Jalan-jalan berujung hingga ke sebuah goa. Sakera namanya. Tempat bersejarah yang konon pernah dijadikan Sakera, tokoh legendaris Pasuruan pernah bersembunyi.
Sebagai orang yang pernah menjadi warga Bangil saya kenal cerita Sakera. Seorang laki-laki yang hidup di zaman Belanda asal Madura, bekerja di pabrik tebu Kancil Mas Bangil, dipenjara karena membunuh orang Belanda.
Goa
"Ini akan kami jadikan destinasi juga. Sebagai wisata edukasi. Tapi sedang akan kami gali dulu sejarahnya. Untuk kami tulis, lalu kisahnya dipajang pada banner, supaya pengunjung bisa belajar juga," jelas Kades.
Lepas melihat-lihat kami kembali. Melewati belukar dan sungai. Rencana akan dibangun rumah-rumah pohon di atas pohon-pohon besar itu. Â Membayangkan duduk-duduk di rumah itu, rasanya bak relaksasi pikiran. Mau nih kalau sudah ada beneran. Wisata ramah alam yang menyenangkan.
Kembali ke tempat pintu masuk semula butuh perjuangan juga ternyata. Menaiki tangga berjumlah 121, napas ngos-ngosan karena jalan agak cepat. Mungkin kalau santai dengan tempo lambat tak akan terasa capek, apalagi bila gandeng tangan dengan pasangan, bisa kurang panjang nih tangga. Ahay
Akhirnya, sampai juga saya di tempat datar gerbang utama. Lega rasanya, istirahat sejenak menyelonjorkan kaki di kedai sederhana milik pendududuk yang menjual minuman dan makanan.
Dialek Madura kental menyambut. Saya pesan air putih hangat dan mie goreng. Sambil menunggu matang, nafas saya atur pelan-pelan hingga denyut kembali normal. Menatap hamparan persawahan nan hijau segar.
Jalan-jalan yang menyenangkan. Tujuan mendapat tempat aman dan nyaman untuk rekreasi saya peroleh. Bonus pengetahuan tentang destinasi yang tidak banyak orang tahu. Kades Yudi Siswanto telah memberi saya informasi berharga Sumber Pinang. Sayang kalau tidak saya bagi.
Untuk itulah maka saya tuliskan pengalaman jalan-jalan ini. Siapa tahu ada yang sedang butuh referensi tempat rekreasi dengan parameter seperti yang saya inginkan. Sumber Pinang, Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan, layak menjadi destinasi.
Anis Hidayatie, untuk Kompasiana.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI