Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tetaplah Anda Berjuang di Rumah, Biar Kami Saja yang Berjuang di Jalanan

4 April 2020   07:49 Diperbarui: 7 April 2020   05:32 3911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjagaan ketat di perbatasan wilayah

Mereka ada di jalanan bukan untuk bersenang-senang atau melakukan kegiatan sia-sia. Mereka berjuang untuk yang berada di rumah, stay at home. Memastikan keadaan aman, mengupayakan ketersediaan kebutuhan di rumah tak sampai kekurangan.

Saya menjadi bagian dari mereka. Orang yang berjibaku di jalanan setiap hari, tapi saya melakukannya demi sesuap nasi. Untuk pemilik perut yang menghuni rumah kami.

Sejak bertahun lalu, sebagai pilihan sumber penghasilan karena andalan dari gaji guru swasta yang pencairannya menunggu "Pak Bos" datang tak mencukupi. Asal halal. Itu saja kriterianya.

Teman seperjuangan, keliling tiap pagi menjajakan tempe dan telur
Teman seperjuangan, keliling tiap pagi menjajakan tempe dan telur
Jalanan yang saya akrabi tak bisa begitu saja saya tinggalkan. Meski sebetulnya ingin sangat. Diam di rumah, bekerja dari rumah.

Namun pekerjaan yang bisa saya lakukan dari rumah bukanlah yang bisa menuntaskan bunyi usus ini. Menulis dan mengajar, penghasilannya baru bisa saya dapatkan beberapa waktu kemudian.

Terlebih pelanggan saya orang-orang warga kampung desa saja. Tidak terlalu mengkhawatirkan untuk saya melakukan kegiatan di luar rumah.

Pula saran permintaan dari para pelanggan, untuk tetap mengirimi makanan dan susu kedelai yang menjadi brand dagangan saya. Supaya tetap sahat katanya.

"Mbok ya tetap jualan saja, wong seputar Ngroto saja loh. Pake masker, gowsah salaman, segera beranjak sesudah transaksi." Tutur Bu Susi, salah satu pelanggan.

Mengenakan masker
Mengenakan masker
Betul juga. Maka mulailah saya berkeliling lagi, dengan senjata masker dan kaos tangan. Jaga jarak, jaga interaksi. Segera pulang setelah usai mengelilingkan dagangan. Langsung menuju kamar mandi sebelum akhirnya bisa duduk manis melanjutkan menulis.

Itu perjuangan saya, di jalanan. Berjuang untuk diri sendiri agar tetap sehat dan aman, berjuang untuk penghuni rumah agar tercukupi kebutuhan, berjuang menghampiri pelanggan agar bisa tetap menikmati dagangan makanan dan minuman tanpa harus ke luar rumah.

Sampai kapan saya harus berjuang tidak tahu juga. Tetapi kemudian saya merasakan perubahan terhadap kesehatan pribadi.

Kalau dulu mudah terserang pilek atau batuk, efek dari udara dingin pegunungan yang kerap berkabut, kini sejak rajin menggunakan masker penyakit itu tak lagi saya rasakan dan semoga tidak lagi.

Penghuni rumah, emak mertua dan anak - anak saya demikian pula. Konsumsi makanan sehat membuat emak saya jarang mengeluh pusing lagi, tekanan darahnya normal. Suasana rumah yang selalu dibuka lebar saat matahari bersinar juga menjadi lebih nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun