pagi itu, setangkai mawar merah dipenuhi tetes embun. di balik kelopaknya kutemukan ribuan tanya tentang tragedi semalam,
mencoba mengingat kembali yang terjadi dibawah derasnya hujan kala itu
aku mengayuh dayung menyusuri pinggiran danau, melengkapi diri dengan sedikit cahaya dari sorot lampu kuning yang begitu redup.
d itengah hujan kuteriakan nama mereka yang seringkali berbagi canda tawa denganku, tiap jengkal tenaga ku utus bersama indahnya memori yang sungguh tak ingin ku lepas.
Ketika angan melayang kembali berjalan merangkak, hujan tetap tak mau berhenti. tiap tetesnya beradu acuh mengais butiran keluh.
aku terbawa hati, penuh dendam pada semesta yang tega merenggut mereka diri hidupku. canda tawa dengan sekejap berubah menjadi rindu yang buatku candu. waktu terus bergulir, pagi itu mawar merah seketika menghitam merayakan kehilangan.