Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selesai

19 Juni 2019   04:54 Diperbarui: 19 Juni 2019   06:00 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengingatmu serupa menata lagi potongan-potongan kenangan yang tercuri karena ketidak pastian.  Janji segera ditunaikan menguap bersama hambar keadaan. Tak ada lagi kabar atau sedikit perhatian, bahkan aku melihatmu menari dengan pecundang siang malam. Dalam kidung kemesraan yang makin mengabarkan perselingkuhan.

Untunglah terlihat sebelum semua terlambat. Atau penampakan itu bisa jadi sengaja kau pamerkan, supaya aku segera angkat kaki dan menarik diri. Dari obrolan sapa yang makin sepi.

Baiklah, aku yang angkat kaki, rumah kita tlah tak ada lagi cahaya. Gelap itu gulita seiring pergimu bersamanya. Seringai kemenangan yang kau tampakkan setelah berhasil meluluh lantakkan beku cinta bermasa lamanya kurasakan menikam palung jantung terdalam. Menyemaikan belenggu rindu dendam.

Kau ingin lihat aku merasa kehilangan bukan? Untuk sebuah pembuktian cinta yang kau inginkan. Baiklah, itu kau dapatkan. Namun aku tak ingin merasakan sakit karenannya. Ini bukan permainan, aku tak harus memberikan bukti apa-apa. Hidupku terlalu berharga untuk sekedar hirau pada tipuan cinta yang kau tawarkan. 

Dunia luas membentang, ribuan mata menantikanku datang. Ini yang harus kuutamakan. Mereka suci dalam menginginkan, bukan untuk sebuah pamrih keuntungan. Tak mengapa kau pernah memanfaatkanku, anggap itu sedekah dari ketidakberdayaan menepis rayuan. Menjadi pelajaran.

Jadi, lanjutkan saja lempar selendangmu padanya, persetan dengan tolehan carimu pada sosok hadirku. Berlalu, aku memantapkan kaki ini melewatkan pertunjukan itu. Takkan ada pamit walau sekedar ba, bi, atau bu. Itu mauku. Keinginanku.

Tutup buku, cerita kita tak perlu ada lanjutannya. Selesai.

Miss D untuk Anis Hidayatie, Malang 19/6/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun