Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Fathimah, Inspirasi Ketegaran Perempuan

28 Mei 2019   06:46 Diperbarui: 28 Mei 2019   06:53 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mengenal Fathimah Az-Zahra lewat teladan kisahnya yang pernah saya baca, antara lain buku berjudul Fathimah, Buah Cinta Rasulullah Saw  Sosok Sempurna Wanita Surga, tulisan Abu Muhammad Ordoni.

Merinding bulu kuduk saya, tergetar rasa di dalam dada. Menetes air mata. Berlinang tiada henti mengetahui ketegarannya mengarungi susahnya kehidupan. 

Menginspirasi saya melakukan hal yang sama, menjadikan saya sangat rindu ingin berjumpa, memeluknya, menumpahkan seluruh keharuan. Ada semangat ketegaran seorang perempuan bernama Fathimah yang selalu saya bawa dalam kehidupan, yang menguatkan saya bertahan, memberi semangat pada langkah saya untuk terus berjalan. 

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )

Dia adalah putri seorang raja, istri seorang sahabat terbaik Rasulullah Radhiyallahu Anhu, Ali Bin Abi Thalib. Sejak awal pernikahan kehidupan susah dia jalani, derita berkawan dengannya tanpa henti. 

Sebetulnya ini sudah terindikasi sejak dia belum menikah. Betul bahwa dia akan menikah dengan salah satu dari empat pilar penguasa, namun Ali bukanlah orang kaya. 

Dia miskin, tak punya harta benda.  Ada memang harta yang dia punya pedang, baju besi dan Unta, itu yang ditawarkan pada Rasulullah sebagai mahar, namun Rasulullah hanya menyarankan untuk menguangkan baju besinya,  karena harta itulah yang paling tidak dibutuhkan Ali. 

Pedang dipakai berjihad fisabilillah,Unta dipakai untuk mengairi pohon kurmanya serta untuk sarana transportasi. Dalam hal ini Rasulullah hanya melihat kesungguhan dan cinta yang begitu besar dari Ali untuk Fathimah, putri semata wayangnya.

Seperti yang dilakukan belahan nyawa saya dahulu, ini melinangkan kembali air mata dalam kenangan ketika dahulu dia hidup meminang saya untuk hidup bersamanya. Fathimah menerima Ali bin Abi Thalib dengan tanda diam ketika Rasulullah Saw meminta persetujuan atas pinangan Ali, isyarat tanda setuju, bersedia menikah.

 Bukan karena harta, karena banyak orang kaya yang telah meminag tapi ditolak Rasulullah Saw,  tetapi karena Ali adalah orang yang mampu menggetarkan hati Fathimah, yang terlihat betul dari binar Fathimah. 

Bahwa perempuan itu, putrinya ingin menghabiskan sisa hidup dengan Ali bin Abi Thalib. Pemuda yang mempunyai keberanian luar biasa, yang mempunyai jargon " Laa Fatan illa Aliyyan ! Tak ada pemuda kecuali Ali".

Sebuah yel, yang memberikan spirit, merujuk padanya dia adalah gentleman sejati. Tanpa uang tunai dia berani meminang putri Rasulullah. Baju besi yang dia punya dan selalu menemaninya ketika berperang dia gadaikan, diterima. 

Rasulullah menerima lamaran Ali bin Abi Thalib dengan mahar hasil menggadaikan baju besi. Sesuatu yang menunjukkan betapa miskinnya Ali kala itu. Namun tidak ditolak oleh Rasulullah Saw. Di terima untuk bahagia hati putrinya. 

Dalam hidup serba kekurangan Fathimah melewati hidup bersama Ali bin Abi Thalib. Sebagai putri seorang penguasa, harusnya dia hidup berkecukupan tanpa lelah dan susah mendera, tapi ini tidak berlaku untuk Fathimah. Pekerjaan rumah tangga harus dia kerjakan sendiri, mengambil air dari sumur dengan berjalan kaki, menggiling gandum hingga kasar tangan, memasak untuk suami, mengasuh sendiri 2 lelakinya. Pernah dia mengajukan pembantu kepada ayahnya tapi Rasulullah tidak memberi malah memintanya bersabar, tertuang dalam hadits berikut,


Dari Ali r.a., ia berkata, Fathimah telah mengadu kepadaku tentang kedua tangannya yang capek membuat adonan dari tepuk gandum. Lalu aku berkata, "Jika kamu datang ke bapakmu, maka mintalah pembantu kepadanya." Lalu Rasulullah saw. bersabda, "Maukah kalian berdua aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik untuk kalian dari pada seorang pembantu?, jika kalian hendak mendatangi kasur kalian, maka ucapkanlah 33 kali tahmid, 33 kali tasbih, dan 33 kali takbir." (HR. At-Tirmidzi).

Ada surga yang dijanjikan untuk tiap tetes keringat yang dihasilkan, maka Fathimah taat, dia rela menjalani kehidupan serba kekurangan dengan harapan indah di akhirat nanti. Tasbih, tahmid, dan takbir adalah hadiah indah dari Rasulullah sebagai pelipur bagi  putrinya, dan bagi Ali bin Abi Thalib, untuk bersabar atas kehidupan. 

Meskipun didera kemiskinan Rasulullah mengajarkan pada mereka untuk bersedekah. Takbir, tahmid, dan tasbih adalah jalan bagi yang tak punya harta untuk bersedekah.  

Dalam hadist riwayat lain disebutkan, bahwa ketiga kalimat tersebut merupakan salah satu macam cara untuk bersedekah seperti orang kaya, sebagaimana Sabda Nabi SAW: "Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, takbir adalah sedekah, tahmid adalah sedekah dan tahlil adalah sedekah." (HR Muslim). 

Dengan kalimat itu bisa menumbuhkan  kaya hati, ringan berbagi, tak pelit memberi. Tiada yang lebih diinginkan selain keberkahan dan kehidupan akhirat yang indahnya diimpikan tiap orang. Surga menjadi akhir tujuan pemukiman. Walau harus dibayar dengan kesusahan dunia, karena takdir kehidupan tiap manusia tertulis berbeda. Sabar, adalah jalan melaluinya.

Kisah Fathimah membuat saya berkaca, tak seharusnya saya, perempuan, banyak mengeluh atas kesusahan kehidupan. Dia tegar menjalankan profesinya sebagai istri, menjadi ibu dari anak-anaknya, untuk mereka dia persembahkan kehidupan walau dengan penuh penderitaan. 

Maka sepertinya terlalu banyak alasan, bila saya mencatat berbagai kesulitan yang telah saya lalui dalam kehidupan. Malu diri ini menghinggapi, kesusahan saya tak sebanding dengan derita Fathimah. 

Maka apa lagi yang menghalangi saya untuk tetap optimis menatap kehidupan? Fathimah telah menjadi teladan, untuknya, sebagai perempuan, sebagai istri yang kehilangan, sebagai ibu dari dua lelaki peninggalan, saya persembahkan kerinduan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun