Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Layak Dominan

8 Maret 2019   13:47 Diperbarui: 8 Maret 2019   14:01 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sendiri selalu menampilkan sepi. Bentangan angan menghadirkan kesunyian nan meradang. Pilu dikhianati,  lara dikibuli memunculkan sembilu menyayat hati.

Rupa godanya menggantung di pelupuk mata, memamerkan seringai  menghina  kebodohan perempuan ini yang 'hanya' punya setia. Dentang jam mengitari petaka pesona. Belum usai cerita, masih ada koma.

Ada sesal sebetulnya dari perempuan yang mengaku perkasa, dihadapi pengkhianatan sepenuh kuat yang dia punya. Tak mengapa, masih ada buah cintanya. Untuk mereka dia tak perlu mengaku. Sudah jadi perkasa dengan sendirinya.

Ketakutan untuk hidup sendiri tlah pergi. Penguatan senyum buah hati membuatnya mandiri. Melupakan pasangan bukan akan dilakukan. Dia telah berikan rupa indah peninggalan. Memaafkan, tanpa harap penyatuan.

Tak lagi ada sakit merundung badan. Dinikmatinya kesendirian berbalut ketegaran. Dunia masih indah, senyum terkembang bahkan pada yang telah beri kesakitan. 

Biar dia saksikan, kami perempuan tak mudah terpuruk merunduk tunduk. Kami setegar batu karang. Siap menantang gelombang ombak kehidupan. Biar kami tunjukkan. Betapa kami layak dominan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun